Sahabat MQ, Jika kita renungkan,  Berapa jumlah dosa yang sering kita lakukan setiap hari?, berapa kalli kita melanggar perintah Allah swt, berapa sering kita lalai terhadap perintah Allah swt ?mungkin saja jika kita mencoba untuk menghitungnya,  pasti akan sulit untuk menghitungnya.

Kita terancam oleh dosa dan perbuatan maksiat yang kita lakukan, maksiat sering dilakukan tetapi penghapusnya jarang. Maka masalah terbesar kita sebenarnya adalah kita tidak bersungguh-sungguh dalam bertobat kepada Alloh Ta’ala.

Masih yakinkah, dan layakkah kita masuk surganya Allah?

Jika berkaca kepada amal kita dan begitu banyaknya kekhilapan dan dosa-dosa yang kita lakukan, mungkin kita tidak layak untuk masuk surga, bahkan tidak pernah layak. Lantas siapkah kita masuk neraka ?, tentunya siapa yang siap, dan siapa yang mau masuk neraka?, orang jahat sekalipun pasti tidak mau masuk neraka. Bagaimana tidak,neraka merupakan tempat yang ciptakan dan Allah sediakan untuk menghukum orang-orang yang kufur dan berbuat dosa, yang siksaannya sanagat pedih dan kejam.

Mari sahabat, perbanyak istighfar. Semoga dengan istighfar kita ini, Alloh Ta’ala bisa menerima segala ampunan dari perbuatan dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan. Kareana tidak ada yang paling kita harapkan kecuali karunia dan ampunan swt.

Bertaubat atas segala kesalahan dan kekhilapan kita

Kita adalah mahluk yang senantiasa hilap dan lupa,merupakan suatu keharusan dan kewajiban kita bertaubat dan memohon ampun kepada Allah swt. Seberapa besarpun dosa-dosa kita di masa lalu, jika kita mentaubatinya, dengan syarat bersungguh-sungguh, serta berjanji kepada diri untuk tidak mengulanginya lagi, dan menggantinya dengan amal-amal yang shaleh, maka niscaya dengan kemaha ghofur dan rahimannya Allah, Allah akan mengampuninya, karena sesungguhnya Allah adalah Zat yang maha pemurah, lagi maha pengampun.

Taubat bukan sebatas di lisan

Sahabat MQ, taubat bukan hanya sebatas lisan, tapi keinginan dan usaha sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya lagi. Dan sungguh Alloh mencintai orang yang bertobat. Jangan pernah malu untuk mengakui diri ini salah di hadapanNya. Sebagaimana Alloh Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Albaqarah [2]: 222)

Allah sangat gembira menerima taubat seorang hamba

Dalam suatu riwayat hadist bahwasannya :

“Allah Ta’ala sangat gembira menerima taubat seseorang kamu, melebihi kegembiraan seseorang yang menemukan kembali barangnya yang hilang.” (HR. Muslim)

Dalam riwayatnya lagi, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwasannya: “Sungguh kegembiraan Allah karena taubatnya hamba-Nya melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian terhadap hewan tunggangannya di sebuah padang pasir yang luas, namun tiba-tiba hewan tersebut lepas, padahal di atasnya ada makanan dan minuman hingga akhirnya dia merasa putus asa untuk menemukannya kembali. kemudian ia beristirahat di bawah pohon, namun di saat itu, tiba-tiba dia mendapatkan untanya sudah berdiri di sampingnya. Ia pun segera mengambil tali kekangnya kemudian berkata; ‘Ya Allah Engkau hambaku dan aku ini tuhan-Mu.’ Dia telah salah ucap karena terlalu senang.” (HR. Muslim)

Sahabatku, marilah kita memperbanyak istighfar. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam yang tanpa dosa saja, dalam sehari bisa beristighfar sebanyak seratus kali, apalagi kita yang penuh dosa, seharusnya bisa lebih banyak lagi. Istighfar itu salah satu jalan keluar dari masalah, melapangkan saat kita dalam kesempitan, dan pembuka pintu rejeki.

“Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Alloh memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad )