Sahabat MQ, terkadang kita tanpa sadar mengikuti debat di media sosial, saling balas komentar yang kemudian tanpa kita sadari menjadi menjatuhkan dan dijatuhkan. Atau, bisa jadi kita membaca komentar mereka yang berdebat dan hati kita ikut panas membacanya.
Saat ini perdebatan di media sosial adalah hal yang tidak bisa dihindari. Namun, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan agar kita sebaiknya meninggalkan perdebatan di media sosial.
1.Allah perintahkan untuk meninggalkan debat
Allah memerintahkan kita untuk meninggalkan debat, meskipun kita benar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, sementara dia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga.
Debat di media sosial sulit mencapai tujuan. Selain itu, tidak adanya aturan seperti diskusi ilmiah membuat pembahasan loncat-loncat dan tidak ada kesepakatan. Sehingga, setiap orang akan semaunya sendiri ketika berbicara dan setiap orang memiliki patokan dan prinsip ilmiah yang berbeda-beda.
2. Tidak mengenal lawan debat
Ketika kita berdebat di media sosial, terkadang kita tidak mengenal lawan debat kita. Bisa jadi dia adalah orang yang kurang berilmu atau menggunakan akun palsu. Sebuah syair dari Imam Asy-syafi’i rahimahullah,
Apabila orang dungu itu berbicara, maka tidak usah dijawab
Sebaik-baik jawaban untuknya adalah diam
Jika kamu menjawabnya, kamu memberi jalan untuknya
Jika kamu biarkan, dia akan mati sambil marah”
3. Debat mengeraskan hati
Tanpa kita sadari, debat juga dapat mengeraskan hati dan membuat tersesat apabila debat menjadi hobi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah, kecuali orang yang suka berdebat. Kemudian beliau membaca (ayat), ‘mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja’”. (Hadits Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Sehingga, tidak jarang debat di medis sosial hanya berujung “saling ngotot”, saling mengolok-ngolok, padahal kita sesama muslim itu bersaudara.
Maka ikutilah wasiat Nabi Sulaiman ‘alaihis salam kepada anaknya, “Wahai anakku, tinggalkanlah mira’, mendebat karena ragu-ragu dan menentang karena manfaatnya sedikit dan dia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara”.
Sahabat MQ, tidak ada gunanya terlibat dalam perdebatan di media sosial. dibandingkan menyebarkan manfaat, justru lebih banyak hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini juga akan membuat hati kita menjadi kotor. Maka, tinggalkanlah debat meskipun kita benar.