Sahabat mq, setiap orang pasti pernah mengalami emosi atau marah didalam dirinya, entah itu karena faktor orang lain, atau faktor keteledoran diri kita sendiri. Emosi adalah sebuah perasaan yang dapat diekspresikan oleh seseorang atas hal-hal yang terjadi dalam hidupnya, dan normal saja ketika seseorang memiliki rasa emosi, tapi akan menjadi tidak normal, ketika emosi itu tidak terkontrol dan diekpresikan dengan meluap-luap.
Meski emosi atau marah pernah setiap orang alami, baik itu karena hilap atau kerna sudah menjadi habit atau kebiasaan buruk, Rasulullah shalallhu alaihi wasallam melarang kita sebagai umatnya untuk tidak marah. Sebagaimana sabdanya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
رَوَاهُ البُخَارِي
artinya :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6116]
Dalam hadist diatas jelas, ketika ada seoarang sahabat rasul pada waktu itu yang ingin meminta petuah dari Rasul, dan rasulpun memberikan petuahnya untuk tidak marah, bahkan petuah itu rasul ulang dua kali. Hal ini menunjukan bahwa perasaan marah atau emosi ketika kita tidak bisa mengendalikannya maka akan mengakibatkan mala petaka, baik buat dirinya sendiri, maupun terhadap orang lain.
Maka dari itu, dengan emosi, seseorang dapat menunjukkan perasaan yang sedang ia rasakan pada sesuatu, akan tetapi terkadang, ada masa dimana diri menjadi sulit untuk mengendalikan emosi yang dihadapi, untuk itu, berikut tips menenangkan pikiran dari rasa marah atau emosi :
Pertama, beristigfar
Ketika seketika perasaan marah atau emosi itu muncul pada diri kita, maka solusi pertama adalah segera beristigfar, dan menyadari bahwa dirinya sudah dikuasai oleh bisikan syetan, maka kalau saja rasa marah itu di luapkan maka akan berdampak negatif baik pada diri kita ataupun orang lain.
Kedua, Mengambil wudhu
Rasulullah saw telah memberikan contoh bagaimana cara meredam kemarahan. Salah satunya dengan berwudhu. Dengan berwudhu dan berusaha mencegah wudhu, kita bisa mengendalikan emosi. Berwudhu menghindarkan kita dari perbuatan yang tidak baik, salah satunya adalah kemarahan. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan terbuat dari api. Dan api itu hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, jika seorang di antara kamu marah maka berwudhulah. ” (Riwayat Abu Daud).
Ketiga, Membaca Al-qur’an atau memperbanyak dzikir
Salah satu fungsi dari membaca Al-qur’an dan berdzikir adalah menenangkan hati dan fikiran. Oleh karenanya ketika hati dan fikiran kita lagi kacau karena telah dikuasai oleh perasaan marah atau emosi, maka hendaklah kita tenagkan hati dan fikiran kita dengan dzikrullah atau membaca ayat suci Al-qur;an.
Ke empat, Berhati-hati dalam berbicara
Salah satu hal yang harus dijaga ketika lagi emosi atau marah adalah perkataan kita, karena biasanya ketika lagi marah mudah terucap perkataan-perkataan negatif, maka untuk tidak memperburuk keadaan, hendaknya berhati-hati dalam berbicara, apabila kita sedang dalam keadaan marah.
Kelima, Menghirup udara segar
Salah satu tips menenangkan pikiran dari rasa marah yang jarang kita lakukan yitu melakukan aktivitas fisik seperti olahraga atau berjalan santai, dengan menghirup udara segar di luar, pikiran dan emosi akan terbantu untuk terkendali kembali. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan momen tersebut untuk menjernihkan pikiran dari hal-hal yang membuat anda marah.
Memiliki rasa marah atau emosi sesekali memang wajar, karena manusia adalah tempatnya khilaf, namun bersikap bijak ketika kita sedang marah adalah tindakan yang terpuji. Olehkarenanya sebagai umat yang memiliki suri teladan terbaik yaitu Rasululllah saw, ketika kita narah atau emosi, maka hendaklah lakukan tips-tips diatas.