Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi yang kaya akan karbohidrat dan dapat digunakan sebagai bahan makanan pengganti makanan pokok. Kentang merupakan salah satu makanan pokok dunia karena berada pada peringkat ke tiga tanaman yang dikonsumsi masyarakat dunia setelah beras dan gandum. Kentang dapat dijadikan sebagai makanan pokok pengganti beras, gandum, dan jagung karena kandungan nutrisi utamanya adalah karbohidrat. Namun di Indonesia, kentang tidak dijadikan makanan pokok, melainkan digunakan sebagai sayuran dan produk olahan. Kentang banyak disukai di kalangan masyarakat, terutama sebagai produk olahan. Sehingga kebutuhan kentang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan industri yang menggunakan bahan baku kentang.

Di Indonesia, kentang dianggap sebagai tanaman pendatang. Di tempat aslinya, di Amerika Selatan, kentang ditemukan di dataran-dataran tinggi. Oleh karena itu, di Indonesia, kentang dapat ditanam di lereng-lereng pegunungan yang suhu rata-ratanya lebih rendah daripada 20°C. Kentang dibawa ke Asia oleh orang Portugis dan Spanyol. Kemudian Belanda, yang memang di negaranya mengkonsumsi umbi kentang, menanamnya secara luas di pegunungan Indonesia.

Tanaman kentang berasal dari daerah subtropika, maka tanaman kentang di Indonesia dibudidayakan di dataran tinggi (diatas 1000 mdpl) yang mempunyai suhu relatif rendah. Produksi tanaman kentang selain dipengaruhi oleh kondisi lokasi penanaman dan perawatan yang memadai, juga sangat dipengaruhi oleh varietas kentang yang ditanam. Sebab setiap varietas kentang mempunyai potensi yang berbeda-beda.

Untuk menjaga hasil panen dari kerusakan, diperlukan penanganan pasca panen yang tepat. Penyimpanan merupakan salah satu cara yang diperlukan dalam penanganan pasca panen. Penyimpanan bertujuan untuk memperpanjang daya simpan dengan cara memperlambat aktivitas fisiologis, menghambat perkembangan mikroba perusak, dan memperkecil penguapan. Daya simpan setelah pemanenan tergantung pada iklim, suhu dan kelembaban, kondisi kentang, kondisi penyimpanan, dan lama penyimpanan. Pada prinsipnya tujuan penyimpanan adalah mencegah kehilangan air, pembusukan , dan pertumbuhan tunas serta terjadinya akumulasi gula atau bahan penyusunnya yang dapat menyebabkan warna gelap pada kentang jika dilakukan pemrosesan.

Berikut tips penyimpanan kentang agar tidak mudah busuk:

Simpan di Tempat yang Kering dan Jauh dari Sinar Matahari

Kentang sebaiknya disimpan di tempat yang tidak terlalu dingin, sejuk tapi kering, dan sirkulasi udaranya baik. Maka itu, hindari menyimpan kentang di kulkas. Sebagai gantinya Anda bisa meletakkan kentang dalam wadah khusus di dapur.

Sinar matahari merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi dan mutu umbi kentang baik secara fisik maupun kimia, sehingga berdampak pada daya simpan umbi kentang. Sebuah penelitian yang dimuat dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition, menyatakan bahwa paparan sinar matahari langsung bisa menghasilkan zat kimia beracun yang disebut solanine. Selain menimbulkan rasa pahit saat dimakan, solanine tergolong beracun bila dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Jangan Mencuci Kentang

Jangan cuci kentang sampai kamu benar-benar siap menggunakannya. Jika kamu mencuci kentang sebelum kamu mengunakannya, daging kentang yang awalnya berwarna kuning akan berubah warna menjadi kecoklatan.

Simpan dalam Tempat dengan Ventilasi yang Baik

Tempatkan kentang dalam kotak kardus, kantong kertas atau keranjang untuk memastikan ventilasi yang baik. Kantong plastik tidak memungkinkan kentang untuk bernafas dan akan memperpendek umur simpannya, jadi keluarkan dari kantung plastik jika kamu membawanya pulang.