MQFMNETWORK.COM | JAKARTA – Aula Grand Mercure, Ancol, Jakarta, penuh semangat syukur dan haru, pada Kamis (28/8/2025). Deretan nama dan lembaga diumumkan sebagai penerima BAZNAS Awards 2025. Dari 906 penggerak zakat yang diumumkan, LAZ Daarut Tauhiid (DT) Peduli muncul. DT Peduli meraih penghargaan sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) Pengumpul Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) Terbaik.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Direktur Utama LAZ DT Peduli, Jajang Nurjaman, yang dengan rendah hati menyebut capaian ini bukan sekadar prestasi, melainkan sebuah ujian.
“Alhamdulillah, ini merupakan takdir dari Allah. Penghargaan dari BAZNAS adalah sebuah kehormatan sekaligus ujian. Ujian bagaimana kita tetap menjaga niat, bahwa perjuangan ini bukan untuk penghargaan manusia, melainkan semata-mata untuk meraih ridha Allah,” ucap Jajang dengan penuh kerendahan hati.
Setiap lembaga zakat tentu diukur dari kinerjanya dalam mengumpulkan dana zakat dan mendistribusikannya kepada mustahik. Namun, bagi DT Peduli, angka hanyalah satu sisi dari perjuangan panjang. Di balik penghargaan “pengumpul terbaik”, terdapat wajah-wajah penuh harapan dari ibu-ibu yang mendapatkan modal usaha kecil, anak-anak yang bisa kembali bersekolah, hingga keluarga yang mampu bertahan hidup di tengah kesulitan ekonomi.
“Yang hebat itu bukan kita. Tapi bagaimana orang-orang yang kita bantu bisa mendapatkan manfaat lebih banyak lagi. Itu yang harus kita perjuangkan,” ungkap Jajang.
Jajang menegaskan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban formal, tetapi jembatan yang menghubungkan orang-orang berkecukupan dengan mereka yang kekurangan. Zakat adalah jalan untuk mengangkat harkat manusia, bukan sekadar memberikan bantuan sesaat.
Menurut Jajang, penghargaan sering kali menjadi jebakan yang membuat seseorang atau lembaga merasa sudah cukup, sudah hebat. Namun Jajang mengingatkan, justru di situlah ujian terbesar.
“Kita bersyukur dan berterima kasih. Ini bisa menjadi inspirasi bagi kita di tahun-tahun mendatang untuk terus meningkatkan kinerja. Namun kita harus tetap tawadhu, karena masih banyak yang harus diperbaiki dan ditingkatkan,” tegasnya.
Penghargaan dari BAZNAS menjadi semacam dorongan tambahan, pengingat bahwa langkah DT Peduli berada di jalan yang benar, sekaligus cambuk agar tidak berpuas diri.
“Ini adalah motivasi buat kita di tahun-tahun yang akan datang agar kita terus meningkatkan prestasi. Jangan sampai kita terlena, jangan sampai merasa sudah hebat. Itu yang tidak boleh. Kita tetap tawadhu, tetap merendah,” kata Jajang.
Penghargaan Sesungguhnya
Jajang menjelaskan bahwa zakat, infak, dan sedekah telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi umat. Jika dikelola dengan baik, ketiganya tidak hanya bisa mengurangi kemiskinan, tetapi juga menumbuhkan kemandirian masyarakat.
DT Peduli, dengan penghargaan ini, seakan mendapat energi baru untuk memperluas jangkauan manfaatnya. Harapannya, semakin banyak mustahik yang bisa diangkat derajatnya menjadi muzaki, sehingga lingkaran kebaikan terus berputar.
“Bukan kitanya yang hebat, tapi bagaimana orang-orang yang kita bantu bisa mendapatkan manfaat lebih banyak lagi. Itu tujuan kita,” ungkap Jajang.
Di balik cahaya panggung penghargaan, tersimpan doa-doa sederhana dari mereka yang telah merasakan manfaat zakat. Doa seorang ibu yang bisa menyekolahkan anaknya kembali, doa seorang ayah yang bisa menafkahi keluarganya dari usaha kecilnya, atau doa seorang anak yatim yang kini punya harapan baru. Itulah penghargaan yang sesungguhnya. (Agus ID/Farih)