Larangan Memastikan Kekafiran dan Ahli Surga
Dalam Islam, ada larangan tegas untuk memastikan seseorang sebagai kafir atau ahli surga, kecuali dengan dalil yang jelas. Hal ini menjadi bagian penting dari kehati-hatian seorang muslim dalam menjaga akidah dan ucapan.
Larangan memastikan kekafiran berlaku bagi orang yang telah jelas keislamannya. Artinya, kita tidak boleh langsung menuduh seorang muslim kafir hanya karena perbuatan atau kesalahannya. Menyebut seseorang kafir tanpa dasar yang sah bisa menjerumuskan pelakunya pada dosa besar. Adapun bagi orang yang memang secara terang-terangan tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka status kekafirannya memang nyata dan tidak perlu diragukan.
Mengapa Tidak Boleh Memastikan Seseorang Ahli Surga
Begitu pula dalam hal memastikan seseorang sebagai ahli surga. Hanya mereka yang disebut langsung oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang dapat dipastikan sebagai penghuni surga, karena hal itu berdasarkan wahyu dari Allah. Misalnya, sepuluh sahabat yang dijamin surga:
Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqas, Said bin Zaid, dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.
Selain mereka, kita hanya boleh berdoa dan berharap, bukan memastikan. Maka ucapan yang benar adalah “Rahimahullah” (semoga Allah merahmatinya), bukan “Almarhum pasti dirahmati.”
Dasar Akidah dan Kehati-hatian dalam Ucapan
Dalam bahasa Arab, istilah seperti asy-syahid, al-marhum, atau al-maghfur lah memiliki makna pasti, bukan harapan. Karena itu, para ulama mengajarkan agar berhati-hati dalam berucap. Hati-hati dalam redaksi menunjukkan kedalaman pemahaman agama. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan, maka Allah akan memahamkannya dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Siapa yang Layak Disebut Umat Nabi
Menurut para ulama akidah, umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang dijamin masuk surga memiliki empat ciri utama:
1. Tauhid, tidak menyekutukan Allah.
2. Inkiyad, berkomitmen kepada syariat Islam.
3. Bara’ah, berlepas diri dari kekafiran dan pelakunya.
4. Dakwah, mengajak orang lain menuju jalan Allah, walau dengan cara sederhana.
Menentukan siapa yang kafir atau ahli surga bukanlah hak manusia. Hanya Allah yang mengetahui isi hati dan akhir kehidupan seseorang. Tugas seorang muslim adalah berhati-hati dalam menilai, menjaga ucapan, dan selalu berharap agar termasuk golongan yang diridai Allah serta kelak dimasukkan ke dalam surga-Nya.
Program: Inspirasi Malam – Kajian Akidah
Narasumber: Ustadz Abu Yahya
Penyiar: Krisna Bahri