husnulkhotimah

Husnul Khotimah

Sahabat MQ, dalam beberapa hadis disebutkan dua istilah bagi orang yang meninggal dunia, yaitu mustarihun dan mustarakhun. Mustarihun adalah orang yang meninggal dalam keadaan beristirahat setelah perjuangannya di dunia. Ia merasa nyaman, aman, dan lega. Biasanya orang seperti ini meninggalkan kesedihan bagi keluarga dan orang-orang di sekitarnya karena semasa hidupnya dikenal baik dan banyak berjasa.

Sedangkan mustarakhun adalah orang yang diistirahatkan. Artinya, yang meninggal itu mungkin merasa sedih, namun justru yang ditinggalkan merasa lega karena semasa hidupnya banyak meresahkan dan merugikan orang lain. Orang yang meninggal dalam keadaan baik dan disukai Allah disebut wafat dalam keadaan husnul khotimah. Dari beberapa hadis dijelaskan bahwa salah satu ciri utama orang yang mendapatkan husnul khotimah ucapan terakhirnya di dunia ialah lâ ilâha illallâh. Dalam tradisi Islam dikenal amalan talqin bagi orang yang akan meninggal agar ia senantiasa mengingat kalimat tauhid tersebut.

Kalimat lâ ilâha illallâh sangat penting diucapkan menjelang ajal, sebab kalimat ini menjadi kunci surga. Namun, tidak mudah untuk bisa mengucapkannya di akhir hayat. Hal itu sangat tergantung pada kebersihan hati dan kebiasaan seseorang selama hidupnya. Ucapan tersebut harus keluar dengan tulus, bukan sekadar lafaz di lisan. Menurut hadis riwayat Bukhari, makna lâ ilâha illallâh bukan hanya pada lafaznya, tetapi pada maknanya yang menunjukkan ketauhidan sejati. Orang yang hatinya penuh tauhid, menjauh dari syirik, baik syirik besar maupun kecil. 

Keikhlasan hati membenarkan apa yang diucapkan lisan adalah syarat utama untuk mencapai husnul khotimah. Jika hanya sekadar ucapan tanpa keyakinan, maka nilai tauhidnya hilang. Begitu pula jika seseorang masih terjebak dalam kemusyrikan, maka kesucian kalimat tauhidnya menjadi ternoda. Karena itu, hati dan lisan harus selaras dalam membenarkan keesaan Allah.

Salah satu tanda seseorang meraih husnul khotimah adalah meninggal dalam keadaan melakukan amal saleh. Bisa jadi ia wafat saat berjihad di jalan Allah, menuntut ilmu, bersedekah, atau bahkan ketika sedang mendengarkan majelis ilmu. Rasulullah ﷺ juga mengingatkan dalam hadis bahwa ada tiga golongan yang pertama kali diadili di akhirat:

  1. Orang yang mati syahid,
  2. Orang yang mencari dan mengajarkan ilmu, serta
  3. Orang yang bersedekah.

Meskipun mereka terlihat beramal baik, jika niatnya bukan karena Allah  misalnya hanya ingin disebut pemberani, pintar, atau dermawan maka semua amal itu menjadi sia-sia. Maka, yang menentukan husnul khotimah bukan hanya amalnya, tetapi keikhlasan di balik amal tersebut. Mari kita isi hidup ini dengan amal yang tulus, menjauh dari syirik, dan selalu menjaga hati agar tetap bersih hingga akhir hayat.

Program: Inspirasi Pagi – Dialog Umat
Narasumber: Dr. H. M. Rahmat Effendi., Drs., M.Pd.I. | Ketua Dewan Tafkir PP PERSIS
Penyiar: Muhammad Huda