gaza

Menatap Gaza: Derita Anak-anak, Krisis Medis, dan Harapan Solidaritas

Sahabat MQ, lebih dari 2.300 paket pangan yang berisi 24 jenis bahan makanan pokok berhasil diterjunkan ke Gaza dengan dukungan angkatan udara Uni Emirat Arab dan bantuan dari Yordania. Bantuan ini diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan hidup masyarakat selama 3–4 pekan. Kehadiran bantuan tersebut sangat krusial, mengingat blokade yang ketat membuat akses terhadap pangan, air bersih, dan obat-obatan di Gaza menjadi sangat terbatas.

Saat ini, sebagian besar wilayah Gaza mengalami kerusakan parah akibat serangan militer. Diperkirakan sekitar 75% wilayah telah dikuasai oleh Israel, sehingga memperburuk kondisi kehidupan masyarakat sipil.

Adapun Dampak Genosida dan Konflik terhadap Anak-anak di Gaza yang merupakan kelompok paling rentan terhadap dampak perang. Penelitian menunjukkan peningkatan kasus penyakit infeksi, diare, gangguan pernapasan, gizi buruk, hingga trauma psikologis pada anak anak dimungkinkan dalam waktu jangka panjang.

Lebih dari 625.000 anak kehilangan akses pendidikan karena banyak sekolah yang hancur atau dialihfungsikan menjadi tempat pengungsian. Trauma psikis yang mereka alami juga sangat berat, mulai dari menyaksikan kekerasan, kehilangan anggota keluarga, hingga hidup dalam ketidakpastian di masa depan.

Bahkan rumah sakit utama seperti Shifa Hospital hanya mampu beroperasi dengan kapasitas terbatas sekitar 250 tempat tidur dengan fasilitas yang sebagian besar telah rusak. Peralatan medis dan obat-obatan sangat minim, bahkan obat penghilang rasa sakit dasar seperti parasetamol sering kali tidak tersedia.

Setiap hari puluhan hingga ratusan pasien dengan luka serius akibat konflik harus dirawat dengan fasilitas yang serba terbatas. Gedung operasi dan ruang perawatan banyak yang hancur sehingga pelayanan medis tidak dapat berjalan dengan optimal.

Tim Mercy Medical Emergency Rescue Committee (MERCY), yang terdiri dari dokter spesialis bedah saraf, obstetri, dan petugas medis, mengalami kesulitan besar untuk masuk ke Gaza karena ketatnya izin dari pihak Israel. Bahkan mereka tidak diperbolehkan membawa obat-obatan maupun alat medis.

Kondisi pangan di Gaza pun sangat kritis. Harga bahan makanan melambung tinggi, sementara banyak penduduk yang hanya bisa makan sekali sehari dengan asupan karbohidrat yang sangat minim. Ribuan pengungsi terpaksa tinggal di jalanan dan pelataran masjid dalam kondisi memprihatinkan

Kondisi di Gaza saat ini benar-benar menyayat hati kita semua, di tengah penderitaan yang begitu berat, saudara-saudara kita masih berusaha bertahan dengan penuh kesabaran. Inilah saatnya bagi kita untuk terus menunjukkan kepedulian, baik melalui doa, dukungan moral, maupun bantuan nyata yang bisa kita salurkan.

Mari bersama kita perkuat solidaritas, karena sekecil apapun bantuan yang kita berikan, akan sangat berarti bagi mereka yang sedang berjuang hidup di tanah Gaza.

Program : Kajian MQ Pagi
Narasumber : Dr. dr. H. Asep Hermana, Sp.B., FInaCS., MM
Penyiar : Muhammad Huda