Menguatkan Cinta Kepada Allah
Sahabat MQ, untuk menjadi orang yang bahagia di dunia dan di akhirat, maka kita harus menguatkan cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena pada akhirnya, setiap manusia akan kembali kepada-Nya, akan wafat, meski tidak tahu kapan waktunya. Seharusnya hati seorang mukmin selalu merindukan pertemuan dengan Allah.
Seseorang hanya bisa merindukan Allah jika ia benar-benar mencintai-Nya. Kerinduan seorang hamba kepada Pencipta-Nya bukanlah seperti rindu dalam kisah-kisah romantis manusia, melainkan rindu yang suci dan tinggi derajatnya. Semakin besar cinta dan kerinduan itu, semakin besar pula upaya seseorang memanfaatkan potensi dirinya untuk mendekat kepada Tuhannya.
Cinta kepada Allah tumbuh ketika seseorang menundukkan hawa nafsunya untuk mengikuti kesenangan dan keridaan Allah. Ia menjauhi apa yang dibenci Allah dan berusaha agar hidupnya menjadi sebab turunnya keridaan-Nya. Orang seperti ini akan merasakan manisnya ibadah, kenikmatan salat, dan kedekatan dengan Allah.
Cinta kepada Allah tampak dalam perilaku sehari-hari. Orang yang mencintai Allah tidak kuasa melihat sesamanya melakukan maksiat. Ia tidak akan merendahkan, melecehkan, atau mengucilkan orang lain. Justru karena cintanya kepada Allah, ia merasa dekat dengan sesama dan terdorong untuk mengajak pada kebaikan.
Allah adalah tujuan hidup setiap hamba. Ketika seseorang mencintai Allah, maka seluruh kenikmatan dunia tidak lagi membuatnya lalai. Ia zuhud terhadap dunia, tidak berlebihan dalam mencintainya. Menguatkan cinta kepada Allah dilakukan dengan memperbanyak amal saleh, menjaga kemurnian ibadah, dan menjauh dari perbuatan syirik. Seperti firman Allah dalam Surah Al-Kahfi ayat 110:
قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًاࣖ ١١٠
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya.
Ayat ini menegaskan bahwa kerinduan sejati kepada Allah harus diwujudkan melalui amal saleh dan tauhid yang murni. Cinta itu akan melahirkan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya, membuat seseorang taat, menjauhi maksiat, serta menjadikan hidupnya penuh makna. Ketika cinta itu telah tertanam kuat, dunia menjadi ringan, ibadah menjadi nikmat, dan hati selalu tenang dalam menanti perjumpaan dengan Sang Pencipta.
Program: Inspirasi Keluarga – Langkah Kecil Untuk Bahagia
Narasumber: Ibu Khairati
Penyiar: Asila Ghania