akurat_20200818114907_Fh8Ztk

Menjaga Lisan Agar Selalu Baik dengan Bimbingan Al-Qur’an

Lisan adalah kunci utama dalam berinteraksi dan bermuamalah dengan sesama. Baik buruknya muamalah kita sangat bergantung pada bagaimana kita menjaga lisan. Oleh karena itu, lisan harus dijaga sebaik-baiknya dengan tutur kata yang lembut dan sopan santun. Kita harus berhati-hati dalam mengucapkan sesuatu karena lisan bisa menjadi sebab kita terperosok dalam kesalahan atau sebaliknya, menjadi jalan kebaikan.

Salah satu cara menjaga lisan adalah dengan menggunakannya untuk beribadah, seperti berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an, dan berdakwah mengajak orang lain menjadi lebih baik dan taat kepada Allah. Kita juga harus berhati-hati saat marah agar tidak menyakiti hati orang lain. Al-Qur’an menjadi pedoman hidup (dusturuna) yang membimbing kita dalam tutur kata dan perilaku sehari-hari menuju kebaikan. Para ulama menekankan pentingnya mentadabburi Al-Qur’an—mendalami maknanya dalam setiap waktu dan aktivitas kita—karena Al-Qur’an dapat menjaga lisan manusia jika diamalkan dan dijadikan pedoman hidup. Al-Qur’an bukan hanya kitab bacaan, tetapi juga solusi kehidupan yang membimbing kita menjaga lisan.

Dalam Surah Al-Isra ayat 36, Allah berfirman:

{وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا}

Artinya, janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui ilmunya. Ini mengajarkan kita untuk tidak asal berbicara tanpa ilmu. Imam Bukhari juga menegaskan, “Ilmu harus didahulukan sebelum perkataan dan perbuatan” (al-‘ilmu qoblal qawl wal ‘amal). Dengan ilmu, lisan kita terjaga dari ucapan yang tidak benar.

Selain itu, Al-Qur’an melarang kita melakukan ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), dan berkata kasar. Dalam Surah Al-Hujurat, Allah berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا}

Artinya, jauhilah prasangka buruk dan jangan menggunjing satu sama lain. Rasulullah SAW juga bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang berkata baik atau diam.” Ini menegaskan pentingnya menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain.

Allah memerintahkan kita untuk selalu berkata baik. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 83 disebutkan:

{وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا}

Artinya, katakanlah kepada manusia perkataan yang baik. Perkataan yang baik membawa kelembutan hati dan kebahagiaan dalam bermasyarakat.

Lisan mencerminkan hati dan akhlak seseorang. Jika seseorang berkata kasar kepada kita, kita tidak perlu membalas dengan kata-kata yang sama. Sebaliknya, kita harus tetap menjaga akhlak dengan berkata baik atau diam. Ini adalah ciri orang yang bertakwa, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Furqan ayat 63-64 tentang sifat ibadurrahman yang mengucapkan kata-kata penuh kasih sayang bahkan kepada orang yang jahil.

Membaca dan menghafal Al-Qur’an juga sangat membantu menjaga lisan. Dengan mengisi waktu dengan membaca dan menghafal Al-Qur’an, kita mengurangi waktu untuk berbicara sia-sia atau berkata yang tidak baik. Banyak penghafal Al-Qur’an bersaksi bahwa kebiasaan ini membuat mereka lebih berhati-hati dalam berkata-kata. Oleh karena itu, marilah kita bersungguh-sungguh menjaga lisan dengan banyak berdzikir, membaca dan menghafal Al-Qur’an, serta berdakwah mengajak kepada kebaikan. Dengan demikian, kita akan dijaga oleh Allah dari perkataan sia-sia dan mendapatkan keberkahan dalam hidup.

Program: Inspirasi Quran
Narasumber: KH. Herry Saparjan Mursi M.Ag., Alhafidz