al qur'an

Sebagaimana diketahui, ayat pertama yang diturunkan dalam Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad ﷺ di Gua Hira adalah perintah untuk membaca, yakni Iqra’, yang berarti “bacalah”. Jika dijabarkan lebih lanjut, perintah ini mengandung makna yang erat kaitannya dengan ilmu. Turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad ﷺ membawa kandungan ilmu yang sangat luas dan mendalam, yang dirangkum secara sempurna di dalamnya.

Al-Qur’an menjelaskan berbagai manfaat ilmu serta menjadi pedoman hidup bagi manusia. Allah ﷻ berfirman:

“Tidaklah Kami meninggalkan sesuatu pun di dalam Kitab ini” (QS. Al-An’am: 38).

Ayat ini menegaskan bahwa segala ilmu yang ada di dunia, baik sebelum penciptaan alam maupun setelahnya, telah tercakup dalam Al-Qur’an. Tidak ada masalah atau persoalan dalam kehidupan manusia yang tidak dijelaskan solusinya di dalam Al-Qur’an, karena ia merupakan petunjuk yang sempurna bagi umat manusia.

Makna Ilmu dalam Pandangan Al-Qur’an

Secara bahasa, kata dasar ilmu terdiri dari tiga huruf, yaitu ‘ain, lam, dan mim. Dalam Al-Qur’an, terdapat sekitar 484 ayat yang mengandung kata ini, meskipun tidak semuanya merujuk secara langsung kepada ilmu dalam arti pengetahuan. Beberapa ayat juga menghubungkan ilmu dengan alam (al-‘alam), yang menunjukkan bahwa ilmu dan alam memiliki keterkaitan erat.

Allah ﷻ berfirman:

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah kebenaran” (QS. Fussilat: 53).

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memberikan cahaya dan petunjuk, baik dalam fenomena alam semesta (al-afaq) maupun dalam diri manusia sendiri. Ilmu memungkinkan seseorang untuk membaca dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah yang tersebar di alam semesta.

Inti dari ilmu dalam Islam adalah bagaimana seseorang dapat mengenali dan mengesakan Allah ﷻ. Melalui ilmu, manusia dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat kehidupan dan menyadari bahwa segala sesuatu di alam ini diciptakan oleh Allah ﷻ.

Pentingnya Ilmu dalam Al-Qur’an: Sebuah Pendekatan Q&A

Mengapa Al-Qur’an menempatkan ilmu dalam posisi yang sangat penting?

Al-Qur’an memberikan kedudukan yang tinggi terhadap ilmu. Terdapat 29 ayat yang mengandung kata al-ilmu, dengan ayat pertama yang menyebutkan ilmu terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 120. Ini menunjukkan bahwa ilmu yang terkandung dalam Al-Qur’an sangatlah lengkap dan mencakup berbagai aspek kehidupan. Allah ingin membuktikan bahwa ilmu merupakan kunci dalam memahami petunjuk-Nya serta menjalani kehidupan sesuai dengan aturan-Nya.

Apa maksud dari Al-Qur’an sebagai penyembuh bagi orang-orang beriman?

Dalam Surah Al-Isra’, Al-Qur’an disebut sebagai penyembuh bagi orang-orang beriman. Penyembuhan ini mencakup aspek fisik maupun spiritual. Dalam Islam, terdapat dua istilah yang berkaitan dengan penyembuhan, yaitu dawāʾ (obat) dan syifāʾ (penyembuh). Obat bisa jadi menyembuhkan atau tidak, tetapi Al-Qur’an disebut sebagai asy-syifāʾ, yang berarti penyembuh sejati. Sebagaimana disebutkan dalam Surah Yunus ayat 57, Al-Qur’an dapat menyembuhkan penyakit yang tampak maupun yang tersembunyi, terutama penyakit hati seperti kebimbangan, kesedihan, dan keraguan.

Bagaimana hubungan antara ilmu dan keimanan dalam Islam?

Dalam Islam, ilmu selalu dikaitkan dengan keimanan. Semakin tinggi ilmu seseorang, seharusnya semakin kuat pula keimanannya. Tanpa ilmu, seseorang tidak dapat bertakwa dengan benar. Hal ini ditegaskan dalam Surah Fāṭir ayat 28:

“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah para ulama.”

Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu yang benar akan menuntun seseorang kepada ketakwaan. Dengan ilmu, seseorang dapat memahami perintah dan larangan Allah serta menjalani kehidupan sesuai dengan syariat-Nya.

Bagaimana Al-Qur’an memandang ilmu duniawi dan ilmu akhirat?

Al-Qur’an tidak memisahkan antara ilmu duniawi dan ilmu akhirat. Ilmu duniawi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi bukan hanya untuk kepentingan dunia semata. Ilmu duniawi juga harus dijadikan sarana ibadah kepada Allah. Sebaliknya, memiliki ilmu akhirat tanpa menyeimbangkannya dengan ilmu duniawi dapat menyebabkan seseorang kesulitan dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, kedua ilmu ini harus berjalan seimbang, dengan niat beribadah kepada Allah.

Seperti yang Allah firmankan di dalam QS. Al-Qashash: 77:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia…”

Mana yang lebih utama: mencari ilmu di luar rumah atau menemani ibu di rumah?

Kedua hal ini bergantung pada kondisi. Jika seseorang mencari ilmu dalam keadaan ibunya sehat dan semua kebutuhannya sudah terpenuhi, maka tidak ada masalah baginya untuk menuntut ilmu di luar rumah. Namun, jika mencari ilmu dilakukan dengan mengabaikan kewajiban sebagai seorang anak terhadap orang tuanya, maka hal itu menjadi permasalahan. Saat ini, mencari ilmu tidak harus dilakukan dengan keluar rumah, karena banyak sarana pembelajaran seperti kajian daring, radio, dan media sosial yang memungkinkan seseorang tetap memperoleh ilmu tanpa meninggalkan tanggung jawab terhadap orang tua.

Bagaimana cara mengajarkan anak agar mencintai ilmu?

Untuk menanamkan kecintaan terhadap ilmu pada anak, orang tua harus terlebih dahulu mencintai ilmu. Anak akan meniru perilaku orang tuanya. Jika orang tua menunjukkan kecintaan terhadap ilmu dengan gemar membaca, berdiskusi, dan belajar, maka anak akan mengikuti kebiasaan tersebut. Sebaliknya, jika orang tua hanya menuntut anak untuk mencintai ilmu tanpa memberi contoh nyata, maka harapan tersebut tidak akan terwujud. Oleh karena itu, mencintai ilmu harus dimulai dari orang tua agar anak juga terdorong untuk mencintai ilmu dengan kesadaran sendiri.

Kesimpulan

Ilmu memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, sebagaimana ditunjukkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Perintah pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah Iqra’ (bacalah), yang menegaskan bahwa ilmu merupakan dasar utama dalam memahami ajaran Islam. Al-Qur’an mencakup ilmu yang lengkap, baik ilmu duniawi maupun ilmu akhirat, yang keduanya harus seimbang dan dijadikan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.

Program : Inspirasi Qur’an – Spesial QnA
Narasumber : Ustadz Asdan (Founder Kitadata dan RBQ)