sabar

Kesabaran di dunia tidak lepas dari 2 hal:

1. Ujian kenikmatan keadaan sesuai keinginan (sehat, kaya, selamat, punya jabatan, banyak pendukung, anak2 sukses, dsb) lebih kepada Syukur. Jika tak lulus ujian, maka lalai, malas ibadah & sombong.

2. Ujian yang tidak nyaman/buruk, tak sesuai keinginan (ketaatan, musibah, bencana, masalah)
Jika tidak lulus ujian, maka meninggalkan ketaatan bahkan putus asa.

Ada 3 SABAR dalam menghadapi ujian yang tidak nyaman/buruk, tidak sesuai keinginan:
1. Dalam Taat
2. Dalam Keduharkaan
3. Di luar kehendak/pilihan (hilangnya sesuatu yang dicintai atau datangnya sesuatu yang tak disukai)

SABAR dalam TAAT:
Semangat ibadah.
1. Sebelum ibadah menjaga niat (ikhlas)
2. Saat ibadah: sesuai syariat, tidak lalai & riya’
3. Setelah ibadah: tidak sum’ah (diceritakan)

SABAR dalam KEDUHARKAAN
1. Saat menghadapi berbagai maksiat (tidak diinginkan)
2. Saat memjauhi maksiat (yang sangat ingin dilakukan & mudah dilakukan), tapi takut kepada Allah.

SABAR, menghadapi di luar kehendak/pilihan (hilangnya sesuatu yang dicintai atau datangnya sesuatu yang tak disukai)
Musibah, bencana, masalah.

Sofyan ats-Tsauri berkata: ” Sebaik-baik hamba, sesungguhnya ia adalah orang yang amat taat, dan saya dapatkan sifat Nabi Ayyub, meskipun diuji dengan segala cobaan berat yang dialaminya, beliau juga menyandang gelar “NI’MAL ‘ABDU INNAHU AWAAB”, sebaik-baik hamba, sesungguhnya ia adalah orang yang taat.

Ujian Nabi Ayyub AS, tubuh sakit, miskin, diasingkan di tempat pembuangan sampah karena sakitnya, tak ada yang menemani kecuali istrinya. Sebelumnya punya banyak harta, tanah luas, hewan ternak di Tsaniyah, di Huran Syam. Nabi Ayyub kehilangan segalanya, yang tersisa hanya lisan & hatinya yang sehat, selalu berzikir siang malam Tapi hatinya dibuat tanpa cacat. Tidak ada keluhan yang terlontar, selain mengeluh kepada Allah. Husnuzon kepada Allah.

Allah SWT, berfirman, artinya:

وَاَ يُّوْبَ اِذْ نَا دٰى رَبَّهٗۤ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَ نْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ 

“dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 83)

Pada akhirnya Allah menyembuhkannya, dan mendapat predikat LULUS menghadapi ujian berat.

Allah berfirman, artinya:

“…..Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).” (QS. Sad 38: Ayat 44)

Belajar dari kisah Nabi Ayyub As, bersahabatlah dengan Sabar, amalkan adab saat menghadapi di luar kehendak/pilihan (hilangnya sesuatu yang dicintai atau datangnya sesuatu yang tak disukai), dengan:

  1. Ucapkan Innalillahi wa innailaihi roji’un (QS Al-Baqarah: 156-157)
  2. Tenangkan tubuh & hati (tak marah dengan taqdir Allah, jaga lisan tak mengeluh & protes, tahan tubuh dari ekspressi marah yang melanggar syariat, tak ridho)
  3. Menyembunyikan musibah, jika memungkinkan
  4. Tidak membenci musibah.

Allahu’alam
Khairati_Khair

Program: Inpirasi Keluarga – Langkah Kecil Untuk Bahagia
Narasumber: Ibu Khairati