hati

Setiap pagi ketika terbangun dari tidur, sesungguhnya kita telah mendapatkan karunia besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mata kembali dapat melihat, telinga kembali dapat mendengar, dan seluruh organ tubuh kembali difungsikan dengan sempurna. Nikmat ini sering kali tidak kita sadari, padahal di balik kerja organ yang begitu detail terdapat pemeliharaan Allah yang luar biasa. Contohnya telinga. Ada bagian sangat kecil yang bernama gendang telinga, yang terus-menerus Allah jaga tanpa kita sadari. Seandainya pemeliharaan itu diserahkan kepada kita, tentu kita tidak akan mampu menjaganya. Inilah bukti bahwa Allah Maha Tahu dan Maha Memelihara. Dari sinilah rasa syukur seharusnya tumbuh di dalam hati kita.

Syukur merupakan kunci penting dalam menjaga kesehatan jiwa dan raga. Sejak roh ditiupkan ke dalam jasad pada hari ke-120 di dalam kandungan, seluruh nikmat yang Allah berikan sesungguhnya menuntut kita untuk senantiasa bersyukur. Semakin kita mengetahui besarnya nikmat itu, maka semakin besar pula rasa syukur yang tumbuh di dalam hati. Syukur bukan sekadar ucapan, melainkan kesadaran mendalam bahwa setiap nikmat bisa hilang kapan saja. Dengan kesadaran ini, hati akan menjadi lebih tenang, tubuh lebih sehat, dan hidup lebih bermakna.

Selain bersyukur, membersihkan hati juga perlu dilakukan dengan cara memaafkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa memaafkan ketika ia mampu membalas, maka Allah akan tinggikan derajatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Memaafkan bukan tanda kelemahan, melainkan tanda kekuatan. Orang yang mampu menahan amarah lebih kuat daripada orang yang menang dalam gulat. Dengan memaafkan, seseorang membebaskan dirinya dari beban dendam yang hanya akan meracuni hati.

Detoksifikasi hati dari rasa dendam merupakan bagian penting dari “Detox 3D”. Dendam ibarat racun yang mengendap di dalam jiwa, menimbulkan stres, menekan kesehatan, bahkan dapat memicu penyakit fisik. Ketika seseorang melepaskan dendam, ia sesungguhnya sedang membebaskan dirinya dari beban berat yang dipikulnya sendiri. Penelitian medis menunjukkan bahwa memaafkan dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kualitas tidur. Dengan kata lain, kesehatan mental yang baik berpengaruh langsung pada kesehatan fisik.

Rasulullah juga mengajarkan pentingnya menjaga hubungan dengan sesama. Dalam sebuah hadis beliau bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Yang terbaik di antara keduanya adalah yang lebih dulu mengucapkan salam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Salam bukan hanya ucapan, tetapi simbol keselamatan dan keharmonisan. Dengan mengucapkan salam, hati yang semula keras akan luluh, hubungan kembali pulih, dan kedamaian pun tercipta.

Marah, dendam, dan rasa sakit hati adalah racun yang pelan-pelan bisa melemahkan tubuh. Sebaliknya, syukur, sabar, dan memaafkan adalah detoks alami yang membersihkan hati. Melepaskan dendam bukan berarti kalah, melainkan memilih untuk sembuh. Inilah inti dari Detox 3D racun hati: mensyukuri nikmat Allah, menahan amarah, dan memaafkan dengan ikhlas. Dengan hati yang bersih, jiwa akan lapang, tubuh akan lebih sehat, dan hidup akan penuh berkah.

Program: MQ Pagi – Special Kesehatan
Narasumber: Dr. dr. H. Asep Hermana, Sp.B., FInaCS., MM