
Efektivitas Dana 200 Juta per RW di Kota Bandung
MQFMNETWORK.COM | BANDUNG – Sahabat MQ, program Akselerasi Kewilayahan atau Prakarsa RW berupa bantuan dana sebesar Rp200 juta untuk setiap RW di Kota Bandung rencananya akan mulai digulirkan pada tahun depan. Namun, bantuan tersebut akan diprioritaskan bagi RW yang telah menjadi kawasan bebas sampah (KBS).
Kabar ini tentu menjadi angin segar bagi masyarakat Kota Bandung, karena selain menjadi realisasi dari janji politik Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, program ini juga diharapkan mampu mempercepat pembangunan di tingkat RW.
Wakil Wali Kota Bandung menyampaikan bahwa bantuan Rp200 juta tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap isu-isu strategis perkotaan, seperti pengelolaan sampah, penanganan stunting, perbaikan infrastruktur lingkungan, hingga penanggulangan kemiskinan. Namun, dana ini tidak serta-merta dibagikan ke seluruh RW. Dari total sekitar 15.500 RW di Kota Bandung, bantuan akan difokuskan terlebih dahulu kepada RW yang berhasil menjadi kawasan bebas sampah sebagai bentuk apresiasi sekaligus motivasi bagi wilayah lainnya untuk ikut berbenah.
Sahabat MQ, disampaikan juga oleh Ir. Mochammad Chaerul, bahwa program Kawasan Bebas Sampah (KBS) ini sebenarnya bukan hal baru. Program tersebut telah digulirkan sejak beberapa tahun lalu dan terus dikembangkan hingga saat ini.
Perlu dipahami juga bahwa “bebas sampah” bukan berarti tidak ada sampah sama sekali. Sebab, keberadaan sampah merupakan konsekuensi logis dari aktivitas dan kebutuhan manusia sehari-hari. Yang menjadi perhatian utama justru adalah bagaimana sampah tersebut dikelola dengan baik dan benar — mulai dari proses pemilahan, pengumpulan, hingga pengolahan agar tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.
Hal ini penting mengingat TPA Sarimukti, satu-satunya tempat pembuangan akhir yang masih diandalkan Kota Bandung, kini sudah mengalami keterbatasan kapasitas. Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahkan telah memberlakukan pembatasan pembuangan sampah. Maka dari itu, penerapan kawasan bebas sampah di tingkat RW menjadi langkah strategis untuk mengantisipasi krisis sampah perkotaan.
Adapun indikator keberhasilan program ini antara lain terlihat dari berkurangnya jumlah sampah yang terangkut ke TPA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga mengarahkan agar setiap wilayah memiliki bank sampah, karena selain tidak memerlukan lahan yang luas, bank sampah juga dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Ketika hasil dari bank sampah belum cukup untuk menutupi biaya operasional seperti pengangkutan dan pemilahan, maka RW dapat mengajukan dana tambahan dari program bantuan Rp200 juta tersebut. Dengan begitu, pengelolaan sampah bisa berjalan lebih berkelanjutan dan mandiri.
Selain itu, pengelolaan sampah sebaiknya dilakukan secara desentralisasi, sesuai dengan prinsip “polluter pays” atau “siapa yang mencemari, dia yang bertanggung jawab.” Dalam konteks ini, tanggung jawab tidak selalu berbentuk finansial, tetapi juga dalam bentuk kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat untuk mengelola sampahnya sendiri.
Sahabat MQ, pemerintah kota juga diharapkan melakukan evaluasi yang ketat terhadap pelaksanaan program ini, mulai dari penggunaan dana hingga capaian kegiatan di setiap RW penerima bantuan. Sebelum dana disalurkan, setiap RW harus menyusun proposal dan rencana kegiatan yang jelas agar penggunaan anggaran bisa tepat sasaran dan transparan.
Program ini sejatinya merupakan inisiatif yang sangat baik, karena memberi peluang bagi masyarakat untuk membangun lingkungannya secara mandiri. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada perencanaan yang partisipatif. Artinya, prosesnya tidak boleh berjalan secara top-down, tetapi justru harus melibatkan masyarakat RW setempat agar program benar-benar sesuai dengan kebutuhan warga di lapangan.
Dengan program bantuan Rp200 juta ini tidak hanya menjadi simbol janji politik, tetapi benar-benar menjadi sarana pemberdayaan masyarakat. Dengan semangat gotong royong dan komitmen menjaga lingkungan, diharapkan Kota Bandung dapat menjadi kota percontohan dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas dan mewujudkan Bandung yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Program : Sudut Pandang – Inspirasi Pagi
zNarasumber : Dr. Ir. Mochammad Chaerul, ST., MT.
Penyiar : Muhammad Huda – Muhammad Dava