Sahabat MQ, seringkali kita mendengar orang tidur ketidihan atau dalam bahasa sunda sering disebut sebagai eureup-eurep. Dalam kondisi tersebut, orang yang mengalami hal ini sulit untuk bergerak walaupun ia sebenarnya dalam kondisi sadar.
Di tengah masyarakat, banyak orang menghubungkan kondisi ini dengan hal mistis. Namun ternyata, terdapat penjelasan ilmiah terkait fenomena tersebut.
Dikutip dari buku “Kisah 1001 Fakta Sains Tersuper di Dunia”, keadaan tidur ketindihan ternyata memiliki nama ilmiah, yakni sleep paralys atau kelumpuhan tidur. Dalam kondisi ini, otak dan tubuh seseorang tidak sinkron, sehingga anggota tubuh sulit digerakan.
Kondisi ketindihan seringkali terjadi karena tubuh mengalami kelelahan dan kurang tidur, sehingga otak terlalu cepat memasuki tahap rem dan mengalami mimpi, padahal kondisi tubuh masih dalam tahapan tidur ringan.
Perlu diketahui, manusia memiliki empat tahapan proses tidur, yakni; ringan, lebih dalam, paling dalam, dan rem (rapid eye movement). Saat manusia dalam posisi rem, biasanya akan ditandai dengan mata yang bergerak sangat cepat.
Oleh karena itu, karena tahapannya tidak sama, otak mengalami kebingungan untuk mengendalikan tubuh yang sedang sibuk berada di tahapan tidur yang lain. Dengan demikian, jika anda tidak ingin mengalami ketindihan, tidurlah dengan teratur dan hindari kelelahan.
(Konten ini disiarkan dalam segmen MQPedia, setiap Senin-Jumat pukul 08.30 WIB)