Mukmin Yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, siapa yang ingin hidupnya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu yang akhlaknya lebih baik kehidupannya lebih baik tingkatkan keyakinan kepada Allah. Siapa yang ingin dicintai Allah kuncinya adalah tingkatkan yang ada Islam, Islam itu bersaksi asyhadu alla ilaha illallah bersaksi tiada illa Tuhan yang berhenti sembah selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan, iman itu percaya dan Ihsan Maka yakinilah Allah melihat kita.
Beribadah seakan melihat Allah dan yakinilah Allah melihat, As Ayahid Allah yang maha menyaksikan, Ar Ra’id Allah yang Maha Mengawasi
الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌۗ
alladzî lahû mulkus-samâwâti wal-ardl, wallâhu ‘alâ kulli syai’in syahîd
Yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu (Qs.Al-Buruj)
Orang yang yakin Allah Maha melihat akan lebih Ikhlas, akan sulit/takut berbuat maksiat, setiap waktu akan merasa tenang walau pun dalam keadaaan sulit, selalu yakin berharap kepada Allah, percaya keadilan pasti ditegakkan, dan akan senang melakukan kebaikan di mana pun dan kapan pun.
وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَاِنَّكَ بِاَعْيُنِنَا وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِيْنَ تَقُوْمُۙ
washbir liḫukmi rabbika fa innaka bi’a‘yuninâ wa sabbiḫ biḫamdi rabbika ḫîna taqûm
Bersabarlah (Nabi Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami! Bertasbihlah seraya bertahmid (memuji) Tuhanmu ketika engkau bangun!(Qs.Tt-Tur:48)
Orang yang sudah yakin kepada Allah doanya benar- benar menunjukan bahwa dirinya hamba meminta kepada penguasa segala-galanya. Tidak ada perkataan yang tidak di dengar oleh Allah, setiap perkataan dicatat oleh makaikat. Allah mengetahui lahir batin kita.
وَمَا تَكُوْنُ فِيْ شَأْنٍ وَّمَا تَتْلُوْا مِنْهُ مِنْ قُرْاٰنٍ وَّلَا تَعْمَلُوْنَ مِنْ عَمَلٍ اِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوْدًا اِذْ
تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَّبِّكَ مِنْ مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ وَلَآ اَصْغَرَ مِنْ
ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرَ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
wa mâ takûnu fî sya’niw wa mâ tatlû min-hu ming qur’âniw wa lâ ta‘malûna min ‘amalin illâ kunnâ ‘alaikum syuhûdan idz tufîdlûna fîh, wa mâ ya‘zubu ‘ar rabbika mim mitsqâli dzarratin fil-ardli wa lâ fis-samâ’i wa lâ ashghara min dzâlika wa lâ akbara illâ fî kitâbim mubîn
Engkau (Nabi Muhammad) tidak berada dalam suatu urusan, tidak membaca suatu ayat Al-Qur’an, dan tidak pula mengerjakan suatu pekerjaan, kecuali Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak ada yang luput sedikit pun dari (pengetahuan) Tuhanmu, walaupun seberat zarah, baik di bumi maupun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, kecuali semua tercatat dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Qs.Yunus:61)
Dari Ibnu Qayyim, sesungguhnya kegembiraan hati, kesenangan hati, dan penyejuk hati karena Allah, tidak ada yang menandingi dan tidak ada yang menyerupai satu apapun dari kenikmatan. Bahagianya orang yang yakin kepada Allah, selalu ingat Allah dan kuat dengan penilaian Allah akan merasa senang sekali dengan semua yang Allah berikan yang Allah janjikan, hatinya selalu yakin dengan jaminan Allah membahagia gembira nikmat yang tidak bisa didampingi oleh nikmat-nikmat dunia lain.
Narasumber: K.H. Abdullah GymnastiarProgram: Inspirasi Malam – Kajian Marifatullah