Sahabat MQ keteladanan seorang ayah sangatlah penting dalam membentuk karakter anak. Dalam Islam, Nabi Ibrahim A.S. adalah sosok yang menjadi teladan terbaik dalam menjalankan peran ini. Kisah hidup beliau, terutama dalam hubungannya dengan anak-anaknya, menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia tentang keyakinan, doa, dan pendidikan anak.
Doa Nabi Ibrahim A.S. untuk Anak dan Keturunannya
Nabi Ibrahim A.S. adalah contoh ayah yang penuh kesabaran dan keyakinan kepada Allah. Dalam Surat As-Saffat ayat 100, disebutkan doa beliau:
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang saleh.”
Doa ini dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim A.S. sejak usia 20 tahun, namun baru dikabulkan ketika beliau berusia 60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mendengar setiap doa, meskipun terkadang jawabannya membutuhkan waktu. Seorang mukmin harus selalu yakin kepada Allah dan tidak pernah berburuk sangka kepada-Nya.
Allah adalah Tuhan yang Maha Pemalu. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah malu jika hamba-Nya memohon tetapi tidak mengabulkan doanya. Maka, penting bagi setiap orang tua untuk terus berdoa bagi kebaikan anak-anaknya, bahkan jika permohonan tersebut terasa mustahil. Bagi Allah, tidak ada yang mustahil.
Keistimewaan Anak sebagai Amanah Allah
Anak adalah amanah dari Allah yang terikat secara darah dengan orang tuanya. Takdir Allah menentukan hubungan ini, dan tugas orang tua adalah menjalankan amanah tersebut dengan penuh tanggung jawab. Seorang anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan hati seorang ayah memiliki ikatan yang kuat terhadap anaknya melalui doa. Anak yang saleh akan menjadi jalan kebaikan bagi orang tua, dengan syarat orang tua hadir dalam proses pendidikan dan memberikan nafkah yang halal serta penuh keberkahan.
Keyakinan kepada Allah dalam Berdoa
Keyakinan kepada Allah menjadi pondasi utama dalam hubungan antara ayah dan anak. Tanda keyakinan yang kuat adalah ketika seseorang lupa dengan doanya setelah menyerahkannya kepada Allah. Rezeki yang Allah berikan kepada hamba-Nya bisa datang melalui sebab atau tanpa sebab, sesuai dengan kehendak-Nya.
Doa adalah wujud penghambaan dan permohonan seorang hamba kepada Allah. Bahkan permintaan yang tampak mustahil bagi manusia tetap harus dipanjatkan, karena bagi Allah tidak ada yang mustahil. Nabi Ibrahim A.S. menunjukkan bahwa doa yang terus dipanjatkan, meski bertahun-tahun lamanya, akhirnya akan dikabulkan pada waktu yang paling tepat.
Pondasi Utama: Doa untuk Anak dan Keturunan
Doa adalah jembatan komunikasi yang menghubungkan orang tua dengan anak-anaknya. Dalam Surat Ibrahim ayat 40, Nabi Ibrahim A.S. berdoa:
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat. Ya Tuhanku, perkenankanlah doaku.”
Doa ini mengajarkan pentingnya memohon kebaikan tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk keturunan di masa depan. Dengan doa, orang tua berkontribusi dalam membangun generasi yang saleh dan membawa keberkahan bagi keluarga.
Kesimpulan
Keteladanan Nabi Ibrahim A.S. mengajarkan bahwa doa dan keyakinan kepada Allah adalah fondasi utama dalam mendidik anak. Dengan menjadikan doa sebagai jembatan, kita dapat berharap anak-anak kita menjadi insan yang saleh, bermanfaat, dan penuh berkah. Sebagai orang tua, tugas kita adalah hadir dalam pendidikan mereka, memberikan teladan yang baik, dan selalu memohon kepada Allah agar anak-anak menjadi penyejuk hati serta jalan menuju surga. Allah Maha Mendengar, dan setiap doa yang dipanjatkan akan dikabulkan pada waktu yang paling tepat.
Program : Inspirasi Keluarga – Sekolah Ayah
Narasumber : Kang Arif Rahman Lubis