Sahabat MQ Nyeri lutut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah pada ligamen, otot, tulang, maupun sendi. Pada individu berusia di atas 50 tahun, penyebab paling umum adalah proses degeneratif yang terkait dengan penuaan. Wanita lebih rentan mengalami nyeri lutut, terutama akibat perubahan hormonal yang terjadi selama menopause.
Penyebab Nyeri Lutut
Peradangan pada lutut sering kali dipicu oleh cedera, benturan, atau aktivitas fisik yang berlebihan. Namun, seiring bertambahnya usia, proses penuaan lutut tidak dapat dihindari. Seperti disebutkan dalam hadis, “Setiap penyakit ada obatnya, kecuali tua.” Penyebab nyeri lutut juga dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan atau kondisi fisik yang dialami seseorang pada masa muda.
Cedera lutut yang serius, seperti cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL), memerlukan perhatian khusus. Selain biaya pengobatan yang tinggi, pemulihan cedera ACL biasanya memerlukan waktu yang cukup lama.
Gejala Nyeri Lutut
Gejala umum dari peradangan pada lutut meliputi nyeri, pembengkakan, kemerahan, serta rasa sakit ketika disentuh. Cedera dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kecelakaan saat berolahraga, mengangkat beban yang terlalu berat, proses penuaan, atau infeksi. Penanganan cedera biasanya dilakukan melalui terapi konservatif, seperti rehabilitasi, fisioterapi, latihan fisik, atau operasi, tergantung pada diagnosis yang ditetapkan oleh dokter.
Penderita cedera lutut sering kali diberikan obat pereda nyeri, dan disarankan untuk mengurangi aktivitas berat yang membebani lutut.
Diagnosis dan Penanganan
Untuk mengetahui diagnosis yang tepat, konsultasi dengan dokter diperlukan. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan, dan jika diperlukan, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Proses degeneratif, seperti pengapuran sendi atau osteoartritis, biasanya mulai terjadi pada usia 30-an. Osteoartritis sekunder, yang merupakan penuaan dini pada sendi, dapat dipercepat oleh beberapa faktor, seperti pengangkatan rahim pada usia 35 tahun, aktivitas berat yang terus-menerus, atau obesitas. Salah gerak saat beraktivitas juga dapat memicu kondisi ini.
Pencegahan dan Pola Hidup Sehat
Meskipun proses penuaan tidak dapat dihindari, pola hidup sehat dapat membantu menunda dampaknya. Beberapa langkah sederhana, seperti melakukan senam ringan atau berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, menjaga pola makan yang bergizi, serta mempertahankan berat badan ideal, dapat membantu mengurangi risiko nyeri lutut di masa depan.
Lutut yang terasa panas bisa menjadi tanda awal dari osteoartritis. Meski tidak ada makanan khusus yang dapat menyembuhkan rasa sakit pada lutut, mengonsumsi makanan yang kaya mineral, kalsium, dan nutrisi lain dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan sendi. Selain itu, menjaga berat badan yang ideal sangat penting, karena berat badan berlebih akan memberi tekanan tambahan pada lutut.
Program: Inspirasi Pagi – Bincang Kesehatan
Narasumber: Dr. Satrio Waspodo, Sp. KFR, MMRS – Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung