Gentle Parenting di Tengah Tekanan Lingkungan dan Ekspektasi Keluarga Besar
Sahabat MQ, seiring berkembangnya zaman, dunia parenting kini banyak diperbincangkan, salah satunya adalah gentle parenting. Namun, di tengah derasnya arus informasi dan ekspektasi keluarga besar, orang tua muda seringkali mengalami kebingungan dalam menerapkannya. Lalu, bagaimana sebenarnya Islam memandang konsep ini?
Gentle parenting adalah pola pengasuhan anak dengan empati, kelembutan, dan penghormatan terhadap emosi anak. Fokusnya bukan pada hukuman atau ancaman, melainkan pada upaya memahami perilaku anak dengan hati yang lembut. Ada empat prinsip utama dalam gentle parenting yaitu empathy (empati), respect (penghargaan), understanding (pemahaman/connection), dan boundaries (batasan).
Sebagai muslim, kita perlu memahami bahwa tidak semua nilai dalam gentle parenting sesuai sepenuhnya dengan konsep tarbiyah islami. Konsep ini banyak dipelajari dan diterapkan oleh orang tua muda muslim masa kini yang ingin membesarkan anak dengan cara lembut dan penuh kasih sayang. Rasulullah ﷺ menjadi teladan utama dalam mendidik anak dengan kelembutan, sebagaimana beliau membiarkan cucunya menaiki punggung beliau saat shalat.
Konsep gentle parenting semakin populer di era modern ini, ketika banyak orang tua ingin meninggalkan pola asuh keras. Namun, kapan pun dan di masa apa pun, prinsip kelembutan dan kasih sayang dalam mendidik anak telah diajarkan sejak zaman Rasulullah ﷺ. Jadi, konsep ini sejatinya bukan hal baru bagi umat Islam, hanya istilahnya yang kini lebih modern.
Tantangan penerapan gentle parenting banyak terjadi di dalam keluarga dan lingkungan sosial, terutama ketika orang tua dihadapkan dengan ekspektasi keluarga besar misalnya, nenek, kakek, atau kerabat yang memiliki cara pandang berbeda tentang mendidik anak. Gentle parenting penting dikaji dari sisi Islam karena tidak semua prinsipnya sejalan dengan nilai-nilai syariat. Misalnya, dalam Islam ada keseimbangan antara rahmah (kasih sayang) dan ta’dib (pendisiplinan). Empati dalam Islam bukan sekadar memahami perasaan anak, tetapi juga menuntunnya agar tetap sesuai aturan Allah.
Dalam Islam, pendidikan anak meliputi dua pendekatan:
- Targhib (motivasi dan penghargaan) untuk menumbuhkan semangat berbuat baik.
- Tarhib (peringatan dan larangan) agar anak memahami konsekuensi perbuatan salah.
Rasulullah ﷺ mencontohkan keseimbangan ini—beliau penuh kasih sayang, tetapi juga tegas dalam menanamkan nilai ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, orang tua muslim bisa menerapkan gentle parenting tanpa kehilangan nilai-nilai ketauhidan dan disiplin yang diajarkan Islam.
Sahabat MQ, gentle parenting dapat menjadi metode yang baik selama diselaraskan dengan ajaran Islam. Islam telah lebih dahulu mengajarkan kelembutan, empati, dan kasih sayang sejak masa Rasulullah ﷺ. Jadi, tugas kita sebagai orang tua adalah menyaring setiap ilmu modern dengan kacamata keislaman, agar anak-anak tumbuh bukan hanya cerdas secara emosional, tapi juga kuat dalam keimanan.
Program: Inspirasi Keluarga – Dinamika Keluarga
Narasumber: Dr. Rahmatul Husni
Penyiar: Syifa – Tia (Mqfm Jogja)