hidup bahagia

Sahabat MQ dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah visi dan misi. Banyak yang beranggapan bahwa visi adalah mimpi atau tujuan yang hendak dicapai. Dalam konteks spiritual, Allah SWT mengajarkan kepada kita betapa pentingnya memiliki visi. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 110:

قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًاࣖ ۝١١٠

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya.”

Dalam ayat ini disebutkan bagaimana Allah mengajarkan kepada kita pentingnya untuk mempunyai visi. Visi kita adalah يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ yaitu berjumpa dengan Allah SWT. Allah tidak menegaskan masuk surga sebagai tujuan utama, karena surga merupakan konsekuensi dan syarat mutlak untuk dapat berjumpa dengan-Nya.

Untuk mewujudkan visi ini, kita perlu mengemban misi yang jelas, yaitu

فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْبِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًاࣖ.

Artinya, kita harus beramal saleh dan menjaga tauhid dalam ibadah kita. Amal saleh menjadi penghubung antara kita dan Allah, serta modal untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Selanjutnya, untuk menjadi hamba yang dapat berjumpa dengan Allah, kita perlu merujuk pada Q.S An-Nahl ayat 97:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۝٩٧

Artinya: “Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.”

Di dalam ayat ini, kalimat hayatan thayyibah menjadi kunci penting dalam kehidupan yang dijanjikan oleh Allah. Imam Ibnu Abbas menjelaskan bahwa hayatan thayyibah merujuk pada kehidupan yang baik, yang mengandung semua aspek kebahagiaan. Allah SWT menjanjikan kecukupan dan ketenangan dalam kehidupan bagi mereka yang beramal saleh dan beriman.

Ali bin Abi Thalib menambahkan bahwa seseorang yang mendapatkan hayatan thayyibah adalah mereka yang memiliki qana’ah, yaitu rasa cukup dengan nikmat yang diberikan Allah. Dengan rasa syukur dan kepuasan ini, individu dapat menikmati hidup secara utuh.

Agar kita mendapatkan hayatan thayyibah (kehidupan yang penuh kecukupan dan ketenangan dari Allah). Ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan. Pertama, kita harus مَنْ عَمِلَ صَالِحًا (beramal saleh). Ini berarti setiap tindakan baik yang kita lakukan harus berdasarkan niat yang tulus untuk mencari keridhaan Allah. Amal saleh mencakup berbagai bentuk kebaikan, baik yang bersifat sosial maupun spiritual, yang semua bertujuan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Kedua, ayat tersebut menegaskan bahwa amal saleh harus dilakukan oleh وَهُوَ مُؤْمِنٌ (seorang yang beriman). Ini menunjukkan bahwa setiap amal yang kita lakukan harus dilandasi dengan keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT. Amal saleh tanpa iman tidak akan memiliki nilai di sisi-Nya. Penting untuk diingat bahwa motivasi kita dalam beramal tidak boleh didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan pujian dari manusia atau pengakuan sosial. 

Agar Allah SWT memberikan kita kehidupan yang bahagia atau hayatan thayyibah, ada beberapa langkah dan prinsip yang perlu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Kekuatan Iman

Yakinlah kepada Allah SWT, percaya pada janji-janji-Nya, dan pada pertolongan serta perlindungan-Nya. Ketika kita memiliki iman yang kuat, kita akan merasa tenang dalam menghadapi segala tantangan hidup. Iman adalah pondasi yang membuat kita tabah dan optimis dalam setiap situasi.

2. Kejujuran dalam Menjemput Rezeki

Jadilah jujur dalam mencari rezeki yang telah Allah siapkan untuk kita. Kejujuran adalah kunci keberkahan dalam usaha. Jika kita tidak jujur, apa yang awalnya halal bisa berubah menjadi haram, yang pada gilirannya dapat menjauhkan kita dari keridhaan Allah.

3. Istiqomah dalam Ketaatan

Teguhkan diri untuk istiqomah dalam ketaatan kepada Allah SWT. Ini mencakup konsistensi dalam beribadah dan melaksanakan segala perintah-Nya. Istiqomah menunjukkan komitmen kita untuk selalu berada di jalan yang benar, meskipun dalam keadaan sulit.

4. Memperbanyak Syukur

Syukur adalah ungkapan rasa terima kasih kita kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan. Manfaatkan nikmat tersebut untuk melakukan amal yang diridhai-Nya. Dengan bersyukur, kita tidak hanya menghargai apa yang kita miliki, tetapi juga membuka pintu keberkahan lebih luas dalam hidup.

5. Istighfar dan Taubat

Perbanyaklah istighfar dan bertaubat atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Ini penting untuk membersihkan diri dari kesalahan dan mendekatkan diri kepada Allah. Taubat yang tulus dapat membawa kita kembali ke jalan-Nya dan mendapatkan rahmat-Nya.

6. Berdzikir kepada Allah

Jadikan dzikir sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari. Mengingat Allah di setiap kesempatan dapat memberikan ketenangan jiwa dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan-Nya. Dzikir adalah cara kita menunjukkan rasa cinta dan penghambaan kepada Allah.

7. Perbaiki Kualitas Ibadah

Selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Jangan pernah berhenti untuk belajar dan memperbaiki diri dalam hal ibadah, baik dalam tata cara maupun dalam kekhusyukan. Ibadah yang berkualitas akan membuat kita lebih dekat kepada Allah.

8. Membersihkan Hati

Usahakan semaksimal mungkin untuk membersihkan hati. Hindari buruk sangka terhadap orang lain dan lebih mengedepankan husnudzon (berbaik sangka). Sikap positif terhadap orang lain akan membangun hubungan yang harmonis dan menciptakan lingkungan yang baik.

9. Mencari Teman yang Baik

Pilihlah teman yang dapat membawa kita semakin dekat dengan Allah. Sahabat yang baik adalah mereka yang dapat meningkatkan keimanan kita dan menjaga kita agar tetap berada di jalan yang benar. Lingkungan yang positif akan mempengaruhi amal kita dan mendukung pertumbuhan spiritual.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini dalam kehidupan kita, Insya Allah kita akan meraih hayatan thayyibah yaitu kehidupan yang bahagia, berkah, dan penuh ketenangan. Setiap usaha yang kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah akan memberikan dampak positif tidak hanya dalam hidup kita sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita. 

Narasumber: K.H. Fahrudin
Program: Inspirasi Sore – Kajian Al Hikam