kecewa

Sahabat MQ dunia tidak bisa menjamin kita, hanya Allah yang mampu menjamin kita. Tidak jarang banyak keluhan dari istri atau suami yang menginginkan sesuatu dari pasangannya, dari anaknya, dan harapan tersebut di sampaikan kepada orang lain. Dia berharap, bersandar tidak hanya yang berbentuk dalam materi namun juga berharap kasih sayang, cinta dl yang apabila tidak terpenuhi membuatnya kecewa.

Ubadah bin Assamid menasihati anaknya, akan tampak putus asa dari sesuatu yang ada di tangan manusia. Jika bisa memutuskan sesuatu dari yang bukan manusia maka akan kaya hati, kaya jiwa, dia tidak butuh mengeluh kepada orang lain secara terang-terangan dari apa yang ia alami. Sehingga tidak berharap seseorang memberi jaminan, tidak memperlihatkan kondisi menderita. Orang yang putus asa dari manusia tidak akan terkena penyakit tamak, karena ia merasa cukup atau Qonaah dengan apa yang Allah berikan.

Orang yang fakir hati tidak akan merasa kenyang merasa kurang meskipun punya segalanya. Kaya sejati adalah kaya jiwa yang membuat Bahagia. Agar tidak putus asa dengan apa yang ada di tangan manusia maka latih diri dengan keyakinan kepada Allah, dan cara yakin kepada Allah adalah dengan mengenal Allah.

Apakah boleh kita berharap di sayangi, dicintai dan diberikan perhatian?
Boleh berharap namun jangan sampai diperbudak, harus memahami kondisi pasangan dan yakin pada Allah bahwa Allah yang menjamin kita.

Orang yang merasa cukup dengan yang Allah berikan maka ia tidak akan berharap pada manusia, tidak banyak bercerita. Namun bagaimana dengan seorang perempuan yang mempunyai kebutuhan untuk bercerita, apa saja batasannya?
Jika bercerita mencari solusi maka diperbolehkan, namun jika bercerita dengan penuh hawa nafsu yang berakibat menjadi ghibah dan membuka aib maka ini jadi masalah. Bercerita adalah kebutuhan sebagai makhluk maka perhatikan:

1. Niat bercerita untuk apa
2. Harus siap dengan solusi yang di berikan
3. Tidak bercerita kepada sembarang orang, apakah dengan cerita kepada orang tersebut akan mendekatkan diri kepada Allah atau justru jauh dari Allah. Dan kesuksesan seorang pendengar adalah mendekatkan orang yang bercerita kepada Allah SWT.

Bagaimana arti dari Qonaah apakah benar-benar lepas dari manusia, tidak membutuhkan manusia?
Orang yang Qonaah ia adalah orang yang merasa cukup dengan apa yang Allah berikan, namun ia tetap ikhtiar dengan cara yang benar. Ia ikhtiar punya perencanaan dalam hidup, ia tidak merasa kurang, tidak benci dengan nikmat Allah. Dan hati yakin kepada Allah dengan apa yang sudah Allah tetapkan.

Bagaimana cara kita menyikapi orang yang sering mengeluhkan hidupnya?
Mendengarkan cerita orang adalah ladang amal sholih untuk kita, dan bukan tanpa sebab Allah mengirimkan seseorang untuk bercerita kepada kita, Allah memberikan pesan kepada kita.

Semua orang Allah berikan ujian, dan ada 4 level orang ketika di uji:
1. Mengeluh, suudzon kepada Allah
2. Sabar dengan ujian yang di hadapi
3. Ridha, rela dengan ujian dan yakin bahwa ujian itu adalah kebaikan dari Allah
4. Syukur, bersyukur dengan banyaknya nikmat yang Allah berikan, tidak terlalu fokus pada ujian.

Jika ada orang yang bercerita kepada kita, maka dengarkan dan ingatkan tentang nikmat yang Allah berikan, ajak ia mendekat kepada Allah. Jangan buat Allah cemburu, jangan menyandarkan hati kita pada makhluk, selama ada sesuatu di hati selain Allah, maka bersiaplah dengan kecewa yang luar biasa. Putus asalah dari sesuatu yang ada di tangan manusia.

Program: Inspirasi Keluarga – Langkah Kecil Untuk Bahagia
Narasumber: Ibu Khairati
Penyiar: Asila Ghania