Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu dianugerahi ketakwaan, akal cerdas, lisan fasih, dan hafalan yang kuat. Oleh karena itu, ia termasuk ke dalam orang – orang pilihan Allah. Rasulullah shalallahu alaihi wasalam menjadikannya sebagai salah satu penulis wahyu. Setiap wahyu yang turun kepada Nabi shalallahu alaihi wasalam senantiasa ia tulis dan ia hafal. Hatinya sudah penuh dengan Al-Qur’an, hingga seakan – akan ia adalah mushaf berjalan yang dapat dilihat dan dibaca oleh manusia.
Zaid bin Tsabit diberi gelar “syaikhul muqri’in” atau pemimpin para ahli al qur’an, yang mengajarkannya kepada semua orang. Ketika Nabi shalallahu alaihi wasalam wafat, tidak ada yang mengumpulkan Al-qur’an, melainkan empat orang, yaitu; Abu Darda, Mu’adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit, dan Abu Zaid. Seluruh ayat Al-qur’an sudah dihafal oleh sebagian banyak para sahabat dan ditulis di dalam beberapa kitab untuk mereka miliki.
Pada masa khalifah Abu Bakar radhiyallahu anhu, Zaid diperintahkan untuk mengumpulkan Al-qur’an, karena banyak para penghafal Al-qur’an yang syahid. Zaid pun mencari dan mengumpulkan Al-qur’an yang tertulis di tulang belulang dan bebatuan, serta yang dihafal oleh para sahabat. Setelah terkumpul, mushaf itu dipegang oleh Abu Bakar radhiyallahu anhu hingga dia wafat. Kemudian, dipegang Umar bin Khaththab hingga dia wafat, dan kemudian dipegang Hafshah binti Umar.
Sumber : 66 Orang yang Dicintai Rasulullah karya Prof. Dr. Muhammad Bakar Isma’il