Sosok istri salehah bisa kita contoh dari bunda Aisyah radhiyallahu’anha, putri sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasalam yang paling ia cintai, Abu Bakar. Aisyah menjadi istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang menemani hingga beliau meninggal.

Aisyah menjadi istri yang paling banyak menghabiskan waktu bersama Rasulullah ketika beliau menjadi rasul. Oleh sebab itu, Aisyah banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, baik dari perkataan beliau maupun kebiasaan – kebiasaannya.

Meskipun Aisyah menjadi istri Rasulullah saat usianya masih belia, namun keteladanannya dalam membangun rumah tangga patut dicontoh. Salah satu kisahnya dalam sejarah dikenal dengan berita dusta.

Ketika Aisyah Difitnah

Kisah ini bermula saat Rasulullah dan pasukannya pulang perang Bani Mustaliq. Aisyah ikut serta dalam rombongan, namun di tengah jalan, ia kehilangan kalung yang ia pinjam dari saudaranya. Aisyah pun mencari kalung tersebut dan rombongan kaum muslimin menuruskan pulang ke madinah. Aisyah tertinggal rombongan. ia berharap rombongan kembali setelah menyadari bahwa ia tertinggal.

Saat menunggu di bawah pohon, seorang sahabat bernama Shafwan bin Mu’aththal lewat, dan menawarinya menaiki hewan tunggangannya dan ia akan menuntunnya. Beberapa hari setelah sampai di Madinah, Aisyah dituduh telah selingkuh. Fitnah ini pun menyebar luas hingga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan para sahabat dan meminta pendapat mereka terkait ini.

Hingga turunlah wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala khusus untuk Aisyah radhiyallahu anha. Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang – orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu mengira bahwa berita bohong itu buruk bagimu bahkan ia adalah baik bagimu. Tiap – tiap seorang dari mereka mendapat balasan dari pendosa yang di kerjakan. Dan siapa dia antara mereka yang mengambil bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.”(Qs. An Nur : 11)