Sahabat MQ, menjalani hidup memang jangan terlalu serius karena bisa membuat stress. Sesekali kita boleh bercanda, karena bercanda diyakini sebagai hiburan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga kerap bercanda. Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam sering mengajak istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil hati dan membuat mereka gembira. Namun, canda beliau tidak berlebihan, tetap ada batasnya. Tidak membuat tertawa terbahak-bahak, tetapi hanya tersenyum. Dan yang terpenting, meski dalam keadaan bercanda, beliau tidak berkata kecuali yang benar.

Aisyah radhiallahu ‘anha pernah bercerita, “aku belum pernah melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak–bahak hingga kelihatan lidahnya, namun beliau hanya tersenyum.”

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “wahai Rasulullah! apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “betul. Hanya saja aku selalu berkata benar.”

Bagaimana candaan Nabi shallallahu alaihi wasalam?

Suatu hari, seorang laki – laki datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “wahai Rasulullah, bawalah aku?”

Nabi shalalallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “kami akan membawamu di atas anak onta”.

Laki – laki itu bertanya, “apa yang bisa aku lakukan dengan anak onta?”

Rasulullah menjawab dengan pertanyaan, “Bukankan onta yang melahirkan anak onta?”

 

Rasulullah Bercanda dengan Istrinya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga sering kali bercanda bersama istrinya aisyah radhiyallahu ‘anha. Suatu kali Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Aisyah, “aku tahu kapan engkau suka kepadaku dan kapan engkau marah kepadaku.”

Aisyah bertanya, “dari mana engkau tahu?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “kalau engkau suka kepadaku, engkau akan mengatakan, ‘tidak, demi Rabb Muhammad’. Dan kalau engkau marah kepadaku, engkau akan mengatakan, ‘tidak, demi Rabb Ibrahim.”

Aisyah pun membenarkan perkataan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Begitulah bercanda ala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bercanda bisa mendekatkan kita dengan sesama, asal dengan porsi yang sesuai, tidak berbohong, dan tidak berlebihan.