pon aceh-sumut

MQFMNETWORK.COM – Bandung, Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 di Aceh dan Sumatera Utara pada 2024 telah menarik perhatian karena sejumlah masalah, mulai dari infrastruktur yang kurang siap hingga pelayanan yang dianggap tidak memadai. Beberapa insiden yang terjadi termasuk atap bocor di GOR Futsal Deli Serdang, jalan berlumpur menuju GOR bola voli indoor di Sumatera Utara, serta genangan air di Stadion Biyang Paseh Sigih yang menghentikan pertandingan sepak bola putra.

Keluhan terkait konsumsi bagi para atlet juga mencuat sebagai masalah utama di dua provinsi ini. Meskipun Ketua Panitia Besar PON wilayah Sumatera Utara, Agus Fatoni, mengakui adanya kekurangan, ia menegaskan bahwa Sumatera Utara siap menjadi tuan rumah. Namun, penyelenggaraan ini tidak luput dari kritik masyarakat, yang bahkan menyebutnya sebagai salah satu PON terburuk dalam sejarah.

Anggota Komisi E DPRD Sumatera Utara, Hendri Susanto, menyatakan bahwa pengawasan terhadap pembangunan infrastruktur telah dilakukan, tetapi menuding pihak ketiga atau pengembang tidak bekerja secara maksimal. Di sisi lain, Tio Nugroho, pengamat olahraga, menyoroti ketidaksiapan dua provinsi ini dalam menggelar event berskala besar, meski persiapan seharusnya sudah dimulai bertahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, dugaan adanya penyalahgunaan anggaran hingga perhatian dari KPK menambah rumit situasi. Tio juga menyoroti adanya manipulasi pertandingan, dengan stigma bahwa tuan rumah harus menang, yang seharusnya dihindari agar semangat olahraga yang fair tetap terjaga.

Ke depan, ia menyarankan agar mantan atlet dan orang-orang yang kredibel lebih banyak dilibatkan dalam persiapan event olahraga, serta menghindari campur tangan politik dalam olahraga agar tujuan pengembangan bibit muda dan sportivitas bisa tercapai.

Program: Inspirasi Pagi – Sudut Pandang
Narasumber: Tio Nugroho (Pengamat Olahraga & Sportcaster)