Bandung – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait adanya tren peningkatan kasus covid-19, terutama di 21 provinsi dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan data dari infeksi emerging Kemenkes RI, provinsi yang mengalami tren peningkatan kasus covid-19 ini di antaranya Banten, Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan beberapa daerah lainnya.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi – CNN Indonesia

Mengingat kondisi tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat tetap berhati-hati dan meningkatkan kesadaran akan perlunya protokol kesehatan terutama ketika di luar ruangan. Berdasarkan hasil penelitian dari Kemenkes, saat ini umumnya virus covid-19 yang merebak di Indonesia didominasi oleh sub varian turunan omicron.

Kasus covid-19 kali ini didominasi oleh sub-varian EG.5 yang merupakan turunan dari varian omicron dan masuk dalam kategori variants of interest atau varian yang memiliki mutasi genetik yang diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik klinis virus. Meski peningkatan kasus covid-19 ini tidak disusul dengan kenaikan angka rawat inap dan kematian, Kemenkes tetap menyeru agar upaya pencegahan penularan dilakukan secara serentak oleh masyarakat.

Ketua Ikatan Ekonom Kesehatan Indonesia (InaHEA), Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, menyatakan bahwa sekitar 550 kasus sudah terdeteksi di Indonesia, menurutnya terkait dengan risiko hidup akan selalu muncul, masyarakat tidak boleh panik namun tidak boleh juga lengah, harus tetap waspada dengan adanya temuan kasus tersebut.

Ketua Ikatan Ekonom Kesehatan Indonesia (InaHEA), Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH

Prof. Hasbullah menuturkan, bagi masyrakat dengan usia lanjut atau usia muda namun memiliki risiko penyakit kronis, diharapkan dapat tetap menjaga daya tahan tubuh. Karena kolompok tersebut cukup signifikan memiliki risiko terserang virus, karena bukan hanya varian dari virusnya, namun daya tahan tubuh yang lemah menyebabkan mudahnya terserang virus tersebut.

Ada atau tidak adanya perubahan cuaca, menurutnya penyebaran virus akan tetap terjadi. Terlebih lagi transisi dari pandemi menjadi endemik, maka hal tesrsebut memudahkan virus untuk bermutasi dengan memunculkan varian baru. Disisi lain, mobilisasi yang kian masif dengan gejala yang tidak terasa, namun kondisi atau

daya tahan tubuh melemah, hal tersebut juga dapat meningkatkan risiko penyebaran tanpa disadari.

Pada umumnya virus dapat dicegah dengan vaksin, namun efektifitas vaksin tersebut memiliki jangka waktu yang terbatas. Maka dari itu, Prof. Hasbullah menilai, perlu kembali penggunaan vaksin, terutama bagi kelompok rentan, salah satunya lanjut usia. Dirinya menghimbau kepada masyrakat, untuk senantiasa menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi protein tinggi, mengkonsumsi vitamin C dan vitamin D3, serta berjemur di pagi hari menjadi beberapa hal yang dapat diikhtiarkan untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Sementara itu, Praktisi dan Peneliti Global Health Security and Pandemic pada Center for Environment and Population Health, Epidemiolog dari Griffith University, dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH, menuturkan bahwa peningkatan covid 19 tidak hanya terjadi di Indonesia, namun peningkatan terjadi di berbagai belahan dunia. Menurutnya, saat ini tidak hanya covid 19 yang mengalami peningkatan, namun seluruh penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan mengalami peningkatan di berbagai negara. Reporter M.Dava