Sahabat mq, Alloh Subhanahu Wa Ta’ala melihat apapun yang kita lakukan dan juga menyempurnakan balasan dari apapun yang kita lakukan. Teruslah bergerak dengan apa yang Alloh Subhanahu Wa Ta’ala sukai sekuat tenaga, karena nanti akan mengalir takdir-takdir yang terbaik bagi kita. Jangan risau dengan yang belum terjadi, tetapi risaulah ketika apa yang kita lakukan ini tidak disukai oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Selebihnya Alloh Subhanahu Wa Ta’ala  pemilik segala yang kita perlukan dan juga pemilik segala yang kita takuti. Tidak ada yang bisa terjadi pada diri kita, kecuali dengan izin Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Baik dalam keadaan nikmat maupun dalam keadaan musibah.

Segala tingkah pola kita berada dalam genggaman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala

Segala tingkah pola kita berada dalam genggaman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, Dialah Allah yang maha mengurus, mengatur, dan berkehendak. hanya Allah yang mengatur dan yang bisa merubahnya atas kejadia-kejadian yang terjadi pada mahluknya dan pada bumi ini,  seperti menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala manfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah. Dari sini, seorang mukmin harus meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang menandingi Allah dalam hal ini. Maka Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman ;

قُلْ هُوَ اللَّـهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّـهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Artinya : “’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlash: 1-4)

Tauhid Rubbubiyyah

Meyakini bahwa Allah lah yang mengurus, mengatur dan menciptakan seluruh mahluk dan jagat raya ini merupakan bagian dari tauhid, yaitu tauhid Rubbubiyyah. Oleh karenanya ketika seseorang meyakini bahwa selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala ada yang memiliki kemampuan untuk mengatur dan mengurus mahluknya, atau kita tidak percaya akan takdir-takdir Allah yang telah Allah tetapkan kepada mahluknya  berarti orang tersebut telah mendzalimi Allah dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya

Sahabat mq, terkadang kita lebih focus kepada sekenario yang kita buat-buat, yang jelas-jelas belum tentu kebenarannya, kita juga terkadang lebih percaya kepada ramalan-ramalan yang tak jelas kebenarannya,atau bahkan ramalan-ramalan  dari berita-berita yang berseliweran di pesan media whatsapp tentang kejadian sesuatu yang di ada-adakan dan di sambung-sambungkan yang mungkin secara logis bisa saja masuk akal, namun justru hal-hal itu yang dapat menjatuhkan keimanan kita.

cukuplah Allah subhanau wa taala yang menjadi pegangan kita

Selayaknya kita sebagai seorang yang beriman, cukuplah Allah subhanau wa taala yang menjadi pegangan kita, yang menjadi dasar keyakinan kita, bahwa tidak ada yang berkuasa dan berkehendak terhadap segala sesuatu kecuali Allah swt, hanya kepadaNyalah kita menyembah dan hanya kepada Nya lah kita memohon pertolongan. Sehingga apapun yang terjadi pada diri kita, tidak akan menghasilkan apa-apa tanpa seizin dan kehendak Allah swt.

Tidaklah kita perhatikan terhadap kisah Nabi Ibrahim yang hendak dibakar dalam api yang menyala-nyala oleh seorang raja yang dzalim yaitu raja namrud, ketika Nabi Ibrahim mendakwahkan tentang keesaan Allah subhanau wa taala. Tidaklah api itu dapat membakar nabi Ibrahim atau Nabi Ibrahim merasakan kepanasan  seperti wajarnya sifat api itu adalah panas. Namun atas kehendak Allah lah yang membuat api itu menjadi dingin dan menyalamatkan Nabi Ibrahim Alaihi salam. Hal ini membuktikan bahwa sesuatu yang sifatnya pastipun seperti api yang dimana-mana kalua sifat api itu adalah panas, bisa jadi dingin dan tidak dapat membakar jasad Nabi Ibrahim ketika Allah tidak menghendaki.

Maka dari itu, marilah sahabat mq untuk memantapkan keyakinan kita kembali, bahwasannya tidak ada daya dan kekuatan kecuali Allah zat yang maha kuasa dan zat yang maha mengatur. Tanmakan didalam hati “حَسْبِی رَبِّی جَلَّل الله * مَافِي قَلْبِی غَيْرُ الله” (Cukuplah Allah yang mencukupi aku, Tuhan yang agung, Tak ada di hatiku selain Allah).