Sejatinya tidak ada daya dan kekuatan bagi setiap mahluk, kecuali campur tangan dan pertolongan Allah swt. Oleh karenanya setiap segala bentuk usaha yang dilakukan kita sebagai hamba Allah, jangan lupa untuk menyandarkannya kepada Allah swt. Diantaranya dengan berdo’a kepada Allah swt. Karena do’a adalah senjatanya orang muslim, dan bentuk kepasrahan kita kepada Allah serta wujud tauhid kita bahwa Allah lah yang mengurus, mengatur kita dan alam semeta ini. Tidak ada yang sangat berpengaruh di sisi Allah yang melampaui kekuatan do’a.
Sebagaimana dalam firmannya :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.( QS Al Mu’min ayat 60)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al Baqarah ayat 186)
Ada fasilitas yang sangat harus kita manfaatkan yaitu fasilitas do’a. Karena kita tidak dirancang untuk menyelesaikan masalah, persoalan dengan kemampuan kita, melainkan hasil campur tangan dan pertolongan Allah swt.
Allah karuniakan beragam persoala bukan untuk diselesaikan sendiri, melainkan agar:
- Kita semakin dekat dengan Allah.
- Kita semakin sadar bahwa kita itu hamba dan Allah itu tuhan kita.
- Kita semakin sadar bahwa kita ini tidak berdaya dan Allah yang Maha Kuasa.
Seperti adanya virus corona, sebetulnya kejadian ini adalah untuk mengenalkan kekuasaan Allah yang menyelimuti segala galanya, dan mengenalkan kelemahan diri. Apapun yang terjadi, yang Allah sukai adalah kita benar benar memposisikan diri sebagai hamba Allah. Karena selama ini kita sering tidak jadi memposisikan diri sebagai hamba Allah, melainkan hamba gelar, hamba popularitas, hamba harta, hamba jabatan, dan hamba topeng kita.
Apa saja sih hamba itu dihadapan Allah?
- Hamba itu tidak ada daya kekuatan kecuali diberikan dengan izin Allah.
Jadi harus menyadari bahwa kita ini tidak sanggup nafas kecuali Allah yang memberi nafas, kita tidak bisa menghindari maksiat kecuali Allah yang nolong, kita tidak bisa taat kecuali Allah yang bimbing.
Kita ini tidak ada daya, sedang Allah penguasa langit dan bumi, berkuasa atas segala galanya. Makin kita merasa kuat. Merasa hebat, tidak mengingat kekuasaan Allah, nah ini mulai bermasalah hidup kita. Tidak ada yang banyak uang, tidak ada yang jago, tidak ada yang hebat, pinter, yang ada hanyalah kekuasaan Allah saja.
Maka jangan pernah kita merasa aman, merasa hebat dengan apa yang kita miliki, mudah bagi Allah mengambil segalanya. Kalau mau do’anya mustajab, posisikan selalu laa hawlaa wa laa quwwata illaa billlaahil ‘aliyyil ‘adzhiim…
- Harus yakin bahwa kita ini tidak punya apa apa, yang ada seluruhnya milik Allah.
Bahkan tubuh inipun bukan milik kita, semua cuma titipan, dibagi oleh Allah, ditahan oleh Allah ,ini adalah amalan hati. Jadi nanti kita tidak akan takjub pada orang yang dititipi Allah, harta, pangkat, jabatan, apapun topeng dunia, karena kita tahu itu semua Allah yang bagikan.
- Kita ini bodoh, tidak tahu apa apa kecuali Allah yang menunjuki. Allah tahu segala galanya.
Bahkan kita tidak tahu tentang diri kita sendiri, semua ilmu datang dari Allah, dan mudah bagi Allah mengambilnya. Makanya harus selalu minta ke Allah, tanpa petunjuk dari Allah, kita tidak tahu.