doa

Sahabat MQ Allah menciptakan kita dengan tujuan hidup yang jelas, dan itu merupakan bagian dari fitrah kita sebagai manusia. Fitrah dalam Islam merujuk pada keadaan bawaan yang suci, di mana manusia diciptakan dengan kecenderungan untuk menyembah Allah dan mengikuti ajaran-Nya. Bahkan sebelum kita diciptakan ke dunia, Allah telah berfirman kepada kita 50.000 tahun yang lalu, Allah sudah memberi tahu kita tentang perjalanan hidup kita di bumi, namun informasi tersebut dihapuskan agar kita dapat merasakannya kembali dengan penuh rasa ingin tahu dan mencarinya saat kita berada di dunia. Ini adalah bagian dari fitrah yang kita miliki, apakah kita akan merawat atau mencari modal tersebut saat kita lahir ke muka bumi.

Galau atau resah yang muncul dalam diri kita bisa terjadi karena kita terlalu jauh dengan tujuan hidup yang Allah SWT inginkan.

Allah SWT mengingatkan kita dalam Q.S. Ar-Rum ayat 30:

“Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Ayat ini mengingatkan kita untuk kembali pada agama Allah yang sesuai dengan fitrah kita. Meskipun kita mungkin mengalami kebingungan atau kesulitan, kunci untuk menemukan ketenangan adalah dengan mengikuti ajaran Islam yang sesuai dengan fitrah manusia.

Mengajarkan Keimanan pada Anak

Ketika anak mengajukan pertanyaan tentang ketauhidan, ini bisa menjadi kesempatan berharga untuk mengenalkan mereka pada keimanan. Proses pengenalan ini dapat mengikuti tahapan berikut:

  1. Tau (Mengetahui): Mengenalkan konsep dasar tentang Allah dan agama Islam. Ini bisa dimulai dengan cerita-cerita sederhana yang menggambarkan kebesaran Allah dan ciptaan-Nya.
  2. Kenal (Memahami): Membantu anak memahami sifat-sifat Allah, seperti Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta bagaimana Allah mengatur dan menjaga segala sesuatu.
  3. Kagum (Mengagumi): Mendorong anak untuk mengagumi kebesaran dan keagungan Allah melalui keajaiban ciptaan-Nya dan hikmah di balik peristiwa-peristiwa dalam hidup.
  4. Cinta (Mencintai): Membimbing anak untuk mencintai Allah dan merasakan kedekatan dengan-Nya melalui ibadah, doa, dan tindakan sehari-hari.

Langkah-langkah Menanamkan Keimanan pada Anak:

  1. Ajarkan Anak untuk Berdoa:
    Ajari anak untuk berdoa sebelum dan sesudah makan, sebelum tidur, dan saat melakukan aktivitas penting lainnya. Ini membantu mereka mengembangkan kebiasaan spiritual yang mendekatkan mereka kepada Allah dan memberikan rasa perlindungan dan ketenangan.
  2. Ajarkan Anak untuk Selalu Bersyukur:
    Dorong anak untuk mengucapkan syukur atas segala nikmat yang mereka terima, baik besar maupun kecil. Diskusikan contoh-contoh nyata dari kehidupan sehari-hari dan ajarkan mereka untuk menghargai berkat yang ada.
  3. Ajarkan Anak tentang Cinta kepada Allah:
    Jelaskan bahwa cinta Allah kepada hamba-Nya adalah bentuk kasih sayang yang tidak terbatas dan bahwa cinta hamba kepada Allah meliputi tiga unsur utama:
    Cinta: Rasa kasih yang mendalam dan tulus kepada Allah.
    Harap: Mengharapkan rahmat, ampunan, dan petunjuk dari Allah.
    Takut: Rasa takut akan kemurkaan Allah dan konsekuensi dari perbuatan buruk, yang mendorong kita untuk hidup sesuai dengan ajaran-Nya.

Menjalani Hidup dengan Pilihan yang Tepat

Setiap hari, kita dihadapkan pada berbagai pilihan. Ketika kita membuat keputusan berdasarkan nafsu semata, kita mungkin tidak akan merasa puas. Pilihlah dengan pertimbangan bahwa keputusan tersebut sesuai dengan apa yang Allah suka dan mau. Berdoa dan memohon petunjuk Allah sebelum membuat keputusan penting dapat membantu kita membuat pilihan yang benar. Pilihan yang baik dan sesuai dengan ajaran-Nya tidak hanya mendatangkan berkah dan pertolongan dalam hidup kita, tetapi juga mendatangkan kemudahan dan menjadikan hidup kita lebih aman dan penuh berkah.