Ta’aruf kini semakin diminati dan menjadi tren di kalangan para artis dan selebgram. Banyak pula akhirnya generasi millenial dan Z yang menjadikan ini suatu cara yang halal untuk ke jenjang pernikahan. Dalam agama Islam hubungan antara perempuan dan laki-laki yang tidak punya ikatan tertentu seperti keluarga atau suami istri yang halal memiliki sebuah batasan dan etika dalam pergaulan, itu sebabnya ta’aruf penting sebagai penghapus daripada etika pergaulan yang tidak semestinya seperti pacaran. Proses ta’aruf merupakan proses perkenalan yang dibatasi dengan kaidah-kaidah syariat Islam, di mana kedua orang yang menjalani proses ta’aruf ini sudah sama-sama dewasa dan berniat untuk menikah.
Dalam islam itu sangat menghargai wanita, sehingga ada konsep ta’aruf sebelum kita resmi menikah.
Lantas, apa saja sih keunggulan dari ta’aruf ?
Pertama
Ta’aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah . Jadi kalau salah satu atau keduanya tidak merasa sreg bisa menyudahi ta’arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta’aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta’ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.
Kedua
Dapat mengenal lebih jauh calon pasangan dari data-data yang diperoleh selama proses tanya jawab saat berta’aruf. Misalnya pendidikan, pekerjaan, jenis penyakit yang dimiliki, latar belakang keluarga, dan lain sebagainya. Hal tersebut untuk meminimalisir terjadinya ketidakcocokan dengan calon pasangan dikemudian hari yang akhirnya berdampak pada Perceraian.
Ketiga
Ta’aruf itu lebih terkesan fair atau adil. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya . Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, tidak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon tidak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu, sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus. Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu, padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke orangtua.