Kisah seorang alim bernama Malik bin Dinar Al-sami. Ia merupakan seorang yang banyak melakukan keburukan pada masanya. Hingga pada satu malam, ia diberikan sebuah mimpi yang mampu merubah perilaku dan juga keimanannya.
Suatu malam, Malik bin Dinar bermimpi tentang kiamat. Suara sangkakala berbunyi dan orang-orang yang telah mati bangkit kembali. Dalam mimpinya, Malik bin Dinar merasa ada sesuatu yang bergerak di belakangnya. Dan ternyata, ia mendapati seekor ular besar dengan mulut terbuka lebar merayap ke arahnya.
Ia pun pontang-panting berlari ketakutan, menebaskan semua yang ada di depannya. Sampai akhirnya ia bertemu seorang syaikh. Di tengah perjalanan, ia mencoba meminta pertolongan syaikh tersebut. Akan tetapi, syaikh itu tidak bisa menolongnya.
Hingga akhirnya, seorang perempuan yang ternyata merupakan putri kandungnya yang wafat lebih dulu datang menolongnya. Sambil merangkul sang ayah, putrinya menceritakan arti dari kejadian yang dialaminya di dalam mimpi. Bahwa tentang ular dan juga syaikh yang ditemuinya tadi merupakan pengingat dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Ular tersebut merupakan amalan jelek yang mengantarkan Malik ke neraka. Sedangkan, syaikh yang mengenakan baju putih merupakan amalan baik yang dapat menghantarkannya masuk surga.
Malik bin Dinar pun terbangun dari mimpinya. Ia bergegas meninggalkan semua keburukan yang menemani hidupnya selama ini. Lalu, ia memohon ampunan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan penuh kesungguhan hati dan menghantarkannya menjadi seorang kaligrafer Alqur’an yang sangat masyhur hingga akhir hayatnya.