Dimusim pandemi saat ini dengan berbagai rasa kekurangan dan sulit memenuhi kebutuhan, tak jarang hati seseorang merasa kesal, gelisah dan marah. Rasa ingin mengeluarkan amarah entah kepada siapa. Ingin menyalahkan orang lainpun tidak bisa, hanya berusaha melakukan yang masih bisa dilakukan guna memenuhi kebutuhan.

Marah merupakan suatu bentuk emosi yang memang lumrah atau alami ada pada setiap manusia, namun wujudnya berbeda-beda. Secara istilah, اَلْغَضَبُ berarti perubahan emosi oleh kekuatan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman dan gemuruh di dada. Marah bisa membuat seseorang berbuat kekerasan terutama bagi mereka yang tidak memiliki kontrol emosi yang baik hingga menyebabkan apa yang diartikan sebagai kemarah yang tak bisa lagi dibendung (amat sangat marah).

Oleh sebab itu, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak dinginkan sebab amarah yang tak terkontrol, seseorang harus pandai-pandai meredam amarah meskipun itu sulit. Terlebih lagi, dengan meluapkan amarah kepada seseorang, bisa jadi akan menimbulkan balas dendam terus-menerus. Oleh karena itu sebagai muslim yang taat hendaknya kita dapat menahan amarah. Dalam Islam sendiri banyak hadist yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memberi nasehat agar manusia tidak mudah marah dan sebaiknya menahan amarah, bahkan Allah menjanjikan surga-nya untuk orang-orang yang dapat menahan amarah. لا تغضب ولك الجنة artinya “Jangan marah, bagimu surga.”

Dalam al-Qur’an, Allah telah meyinggung orang-orang yang telah menahan marah dan seslu memaafkan kesalahan Allah adalah salah satu ciri-ciri penghuni surga, yang berbunyi:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Terjemah: “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)

Sahabat MQ, pandai-pandailah meredam amarah, sebab orang yang marah tidak akan bisa mempertimbangkan baik dan buruk. Ia akan bertindak sekehendak nafsu amarahnya. Ia bertindak berdasarkan emosi saja. Dengan demikian akan mudah dipengaruhi setan. Sebagai orang beriman dan bertakwa kita harus bisa mengendalikan diri dari amarah, karena mengendalikan diri dari marah adalah salah satu ciri orang yang bertakwa.