Sahabat MQ, tak jarang kita merasa bahwa Allah tak mengijabah apa yang telah kita panjatkan kepada-Nya tentang rasa dan harapan. Kita merasa bahwa tangisan memohon kepada Allah adalah air mata yang sia-sia. Menganggap bahwa Allah tidak mengabulkan apa yang kita harapkan, hingga paling buruknya kita berprasangka buruk kepada Allah, soudzon kepada-Nya, mengklaim bahwa Allah tidak menyayangi kita sehingga tidak mau mengabulkan apa yang kita keluhkan dan harapkan.

Satu prinsip penting yang harus kita pegang, bahwa semua firman Allah adalah benar, janji Allah benar, dan Dia tidak akan menyelisihi janji-Nya. Kita harus yakini ini, apa pun keadaannya, seperti firman Allah swt berikut:

أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

Terjemah: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, ketika dia berdoa kepada-Ku ….” (Q.S. Al-Baqarah:186)

Atau firman-Nya,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Terjemah: “Rabb kalian (Allah) berfirman, ‘Mintalah kepada-Ku, niscaya aku memberi ijabah kepada kalian. Sesungguhnya, orang-orang yang bersikap sombong dalam beribadah (maksudnya: tidak mau berdoa) kepadaku, mereka akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina.’” (Q.S. Ghafir:60)

Pada ayat di atas, kita harus yakini dengan hakikat doa yang sebaik-baiknya. Janji Allah itu nyata untuk siapa yang mencintai Allah di dalam hatinya. Allah itu dekat, jika Allah belum mengabulkan doa kita, maka Allah maha mengetahui apa yang harus kita miliki terlebih dulu, usaha apa yang harus kita lakukan terlebih dulu agar Allah percaya bahwa kita pantas mendapatkan apa yang kita minta.

Sahabat MQ, berdoalah dengan penuh rasa tawadhu kepada Allah, tulus dengan rendah hati, tidak memkasakan kehendak sang pencipta, biarlah Allah yang mengatur segalanya, sebab Allah tidak akan mengkhianati hamba yang mencintainya.

Oleh karena itu, kita harus memahami betul dengan apa yang Allah tegaskan di dalam Al-Qur’an.

وَعَسَىٰأَنْتَكْرَهُواشَيْئًاوَهُوَخَيْرٌلَكُمْ ۖ وَعَسَىٰأَنْتُحِبُّواشَيْئًاوَهُوَشَرٌّلَكُمْ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216).

Jadi, jangan pernah berprasangka buruk kepada Allah, apalagi sampai berputus asa dari rahmat-Nya.

Sumber: Radio 102,7 MQ FM Bandung, Inspirasi Malam, 20.00 WIB