Sahabat MQ, semangat cinta tanah air dengan berlandaskan islam ini dilakukan oleh para pahlawan kita yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya dalam pertempuran di November 1945. Kemerdekaan indonesia masih diganggu oleh pihak penjajah, yaitu NICA dan sekutunya.
Pada saat itu sebulan pascaproklamasi, 17 september 1945, Presiden Sukarno memohon fatwa hukum kepada ulama. Lantas, KH. Hasyim Asyari sebagai pimpinan organisasi terbesar saat itu, Nahdatul Ulama, diminta untuk mengeluarkan resolusi jihad. Ternyata tidak hanya Sukarno, pihak militer dan tokoh tokoh jawa timur juga menghadap sang kyai, termasuk tokoh yang kita kenal, Bung Tomo.
Situasi semakin memanas,akhirnya pada tanggal 21-22 oktober 1945 dideklarasikanlah lima fatwa resolusi jihad yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asyari//
Pertama, kemerdekaan yang diproklamasikan pada 17 Agustus wajib dipertahankan.
Kedua, Republik Indonesia sebagai satu satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan ditolong.
Ketiga, musuh Republik Indoensia yaitu Belanda yang kembali ke Indonesia dengan bantuan sekutu Inggris, pasti akan menggunakan cara cara politik dan militer untuk menjajah kembali Indonesia.
Keempat, umat Islam terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali
Dan kelima, kewajiban ini merupakan perang suci (jihad) dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 kilometer, sedangkan mereka yang tinggal di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material terhadap mereka yang berjuang.
Sahabat MQ, kisah tersebut menjadi bukti bagi kita pentingnya kecintaan kita kepada negeri atas dasar cinta kita kepada Allah ta’ala. Ulama yang menjadi pewaris para nabi membimbing kita dalam bersikap dan berjuang untuk membela tanah air kita. Dan ulama menjadi aktor penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan negara kesatuan Republik Indonesia sejak dulu hingga nanti.