
Definisi Kelas Menengah
Kelas menengah di Indonesia adalah kelompok sosial-ekonomi yang memiliki pendapatan dan standar hidup di atas garis kemiskinan, tetapi belum mencapai level kelas atas atau elite. Dari referensi laporan Bank Dunia tahun 2020, mengidentifikasi bahwa kelas menengah terus mengembang. Kenapa bisa terus mengembang? Secara Global, Tingkat Pendidikan semakin membaik, adanya teknologi dan inovasi membuat peluang ekonomi. Sehingga Masyarakat yang berpenghasilan rendah, kemudian bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan.
Menurut standart Bank Dunia, kelas menengah itu adalah kelompok yang memiliki pendapatan hariannya paling rendah 2 dollar atau setara sekitar Rp.31.000,- hingga paling tingginya 20 dollar atau setara sekitar Rp.310.000,- per orang. Kelas menengah terbagi menjadi 3 yaitu, kelas menegah rendah, kelas menengah Tengah, dan kelas menengah atas. Selain patokan pendapatan sebulan, kelas menengah juga dapat didefinisikan dari konsumsi yang di lakukan, gaya hidup, dan bagaimana secara ekonomi dia menyikapi penghasilannya.
Jadi di Indonesia, orang-orang kelas menengah rendah masih mendapatkan porsi dikebijakan-kebijakan pemerintah. Bisa mendapatkan KIS, dimana jaminan kesehatan mereka di tanggung oleh pemerintah. Yang sering menjadi masalah yaitu orang-orang dari kelas menengah tengah dan kelas menengah atas, karena rentang pendapatan mereka sehingga terkadang mereka tidak mendapatkan banyak tempat di kursi kebijakan pemerintah. Inilah yang menyebabkan ‘kelas menengah semakin terjepit’ atau ‘kelas menengah rentan miskin’. Jika dari kelas menengah ini kehilangan sedikit dari penghasilannya, bisa membuat kelas menengah ini masuk pada kategori miskin dan dapat menikmati kebijakan-kebijakan yang disediakan pemerintah.

Apa saja Masalah yang terjadi di Indonesia?
Hal uatama yang menjadi masalah saat ini adalah gaji UMR. Gaji UMR di Bandung saat ini 4,2jt yang bisa di bilang berada di Tengah-tengah kelas menengah. Situasi ini lah yang membuat orang-orang kelas menengah ini tidak mendapatkan kebijakan pemerintah karena di anggapnya bisa lebih mandiri.
Kemudian jangan lupa, pada saat dia sudah menjadi karyawan dan sudah memenuhi standar tertentu penghasilannya. Dia wajib membayar pajak, semua orang yang sudah mempunyai NPWP wajib melaporkan SPP nya. Apabila gajinya sudah gaji UMR dia wajib membayar pajak, ada juga yang bekerja mandiri, dia harus menghitung pajaknya sendiri.
Kelas menengah yang tidak mendapatkan jaminan kesehatan, kecelakaan, kematian dan jaminan dihari tua harus mengusahakan semuanya sendiri. Itu yang membuat slogan ‘orang kelas menengah semakin terjepit’. Contohnya pendidikan, apabila bisa membawa surat keterangan tidak mampu biasanya akan mendapatkan potongan-potongan.
Yang bikin repot itu yang di kelas menengah tengah. Sering terdengar keluhan dari para ASN yang mana anak mereka tidak eligible untuk pengurangan biaya kuliah karena mereka ASN yang di anggap mampu, padahal mereka juga belum tentu mencukupi.
Kelas menengah menurut umur yaitu, gen X, gen Y, gen milenial dan gen Z seperti saat ini. Hal ini membuat kerentanan dari kelas menengah karena pola konsumsi yang sangat berbeda, Gen X dan Gen Y cenderung lebih prudent, tidak mengikuti life style dll. Sedangkan untuk Gen milenial dan Gen Z lebih ke – Experience buying. Contohnya kulineran, wisata, dan mengikuti kursus self healing dll.
Dalam media sosial, Gen milenial, Gen Z dan Gen Alpha lebih aktif di sosial media dan sangat pandai dibidang digital dan teknologi. Kelas menengah banyak yang seorang pegawai, karyawan atau pengusaha, yang dimana gelombang PHK meningkat. Itu membuat seorang kelas menengah yang kehilangan pekerjaannya dan tidak dapat me-manage keuangannya bisa tergolong pada kategori miskin.
Solusi Agar Tidak Terjadi Kemiskinan
Salah satu keunggulan dari kelas menengah biasanya lebih berpendidikan sehingga akses mereka terhadap informasi lebih baik dari Masyarakat golongan miskin. Oleh karena itu, mak diharapkan mereka lebih bisa mengatur keuangan dengan lebih baik dan bisa membuat pilihan-pilihan yang lebih bijak atas keuanganya.
Bagaimana Agar Bisa Naik Ke Atas?
Salah satu yang dapat dilakukan yaitu berinvestasi. Pertama kita harus menyadari, dimana kelas menengah kita berada, kemudian berusaha untuk hidup dibawah batas kemampuan finansial, kemudian terus berusaha untuk mengupdate pengetahuan kita tentang keuangan dan investasi. Dengan menerapkan pilihan-pilihan bijak, gaya hidup sederhana, menerapkan sifat-sifat qonaah, bersyukur, merasa cukup, dan menghindari diri dari sifat boros dan berlebihan.
Banyaknya ketiadaan kebijakan pemerintah justru membuat kelas menengah semakin masuk kedalam ‘middle income trap’. Kita harus mengingatkan kepada pemerintah bahwa, kelompok kelas menengah ini penting bagi negara, penting bagi perekonomian dan juga memerlukan insentif-insentif untuk bisa membuat mereka naik kelas dan jangan sampai terjun kebawah. Karena dengan demikian, akan semakin banyak Masyarakat miskin yang menjadi beban negara dan negara akan semakin banyak pengeluaran untuk bansos, jaminan Kesehatan, dll.
Saran keuangan untuk kelas menengah
- Mengusahakan keuangan yang sehat
- Menyiapkan dana darurat
- Memanfaatkan waktu dengan baik untuk berinvestasi
- Me-manage resiko berinvestasi dengan baik