“Berikhtiarlah dengan jalan yang sesuai. Perkara jodoh misalnya, tidak perlu kita merasa takut tidak terpilih karena yang menentukan takdir hanyalah Allah. Tugas kita, terus memperbaiki diri”.
Kita meyakini bahwa tidak ada cinta yang tinggi kecuali kecintaan kita kepada Allah, dan Allah itu Maha Rahman dan Maha Rahim. Dan Allah itu termasuk yang Maha Mencintai. Maka kita sebagai hamba Allah yang beriman tentu sangat berharap bahwa dalam hidup ini, kita bisa meraih cinta-Nya Allah, karena sudah dapat dipastikan, kalau kita sudah mendapatkan atau bisa meraih Cinta-Nya Allah, Kasih Sayang-Nya Allah. Insyaallah hidup kita bertemu dengan kebahagiaan.
Contoh, kalau kita bisa meraih cinta atau kasih sayang orang tua, kita menjadi anak yang dicintai orang tua, itu kita sudah jadi anak yang sangat beruntung. Karena akan mendapatkan perhatian penuh dari orang tua kita.
Ketika iman kita sedang bagus, maka upaya atau ikhtiar ibadah yang kita lakukan meningkat, pengabdian kita menjadi lebih bagus karena dorongan cinta-Nya lebih. Kalau iman kita turun, ikhtiar yang kita lakukan bisa mengurang. Salah satu bukti iman kita naik, kemudian cinta kita meningkat maka akan ada kesungguhan dan keseriusan kita, dalam meraih apa yang kita inginkan itu bisa jauh lebih besar. Kuncinya kita harus terus melakukan Upaya terbaik, terutama mengistiqamahkan ibadah kita.
‘Utlubul ilma’ kita terus mencari ilmu. Cara untuk mengejar cintanya Allah berarti ilmu yang harus terus di tambah yaitu Pengetahuan atau pemahaman tentang Allah “Ma’rifatullah” mengenal Allah. Semakin kita mengenal siapa Allah, rasa penasaran, rasa cinta dalam jiwa semakin meningkat. Sehingga semakin meningkat, ibadah kita akan semakin bagus. Berusaha untuk selalu meningkatkan ibadah bukan cuma kuantitas tapi kualitasnya.
Cara menggapai Cinta dan Ridha-Nya Allah
- Lebih mendekatkan diri kepada Allah
- Selalu ingat kepada Allah dalam situasi apapun
- Bersyukur dan mengingat rezeki dari Allah yang telah dititipkan kepada kita
- Mentaati apa yang Allah perintahkan
Bukti cinta Allah kepada hambanya adalah Allah akan menjaga hambanya-Nya dari sesuatu yang bisa membuat hambanya celaka. Bisa saja bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya diberikan sesuatu yang tidak kita sukai. Contohnya sakit, karena kita dalam keadaan sakit akan lebih bersabar.
Kisah Pendek
Ada seorang murid yang datang kepada gurunya dan mengeluh tentang sakitnya yang tak kunjung sembuh. Dan bertanya dimana kasih sayang Allah kepada dirinya. Lalu gurunya mengajak dia ke taman belakang rumahnya, disana terdapat seekor burung. Kemudian gurunya berkata kepada muridnya “coba engkau perhatikan burung yang ada di dalam sangkar itu. Menurutmu bagus engga burung itu?”, maka dilihat oleh si murid dan dia mengatakan “Masyaallah Syekh, itu burung apa? Bagus sekali warnanya”.
“Coba kamu dengarkan suaranya” ucap Syekh itu. Didengarkan suara burung itu berkicau, hingga membuat si murid terperangah saking indahnya kicauan burung itu. Kemudian si murid itu berkata “Wah Syekh, udah bulunya bagus, suaranya juga bagus”. Lalu gurunya pun bertanya “Kira-kira kalau itu burung menjadi milikmu, kira-kira engkau akan lepas enggak?”. “enggak Syekh, saya ga akan melepasnya. Karena saya menyukainya Syekh, dan ga mungkin saya lepaskan burung itu. Takut nanti dia ga balik lagi, terus nanti dia ada yang nembak dan sebagainya. Maka saya akan terus menjaganya”.
Kemudian gurunya tersenyum dan berkata “Kira-kira begitulah Allah kepada mu saat ini. Engkau berdoa minta sembuh, engkau berikhtiar melakukan kebaikan-kebaikan, agar tubuhmu menjadi sehat. Tapi kenapa Allah belum mengabulkan, belum memberikan apa yang kau inginkan. Berhusnuzanlah kepada Allah. Jangan-jangan Allah saking mencintaimu, saking menyayangimu sehingga Allah tahu persis, jika engkau disembuhkan bisa jadi engkau akan berhenti berdoa kepada Allah.
Allah tahu jangan-jangan engkau akan berhenti bersujud dan kalau Allah kabulkan doa mu sekarang-sekarang engkau akan berhenti berbuat baik kepada sesama, maka allah tahan untuk memberi kesembuhan kepadamu karena disitulah ada kasih sayang dan cinta-Nya Allah”.
Maka mungkin saja, sesuatu yang tidak kita sukai itulah bentuk cinta allah kepada hambanya. Tidak selalu identik dengan kemudahan. Kemudahan dan kesulitan memang Allah yang berikan kepada kita, akan tetapi apabila kemudahan itu membuat kita jauh dari Allah, itu bukan bentuk kasih sayang dari Allah. Sebaliknya, apabila kesulitan itu membuat kita dekat dengan Allah, itulah bentuk kasih sayang Allah kepada kita.
Allah senang kita sering datang untuk berdoa kepadanya. Apabila kita sedang dilanda musibah, kita berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah, dan apabila kita diberi kenikmatan kita harus bersyukur kepada Allah dengan lebih meningkatkan lagi ibadahnya. Jangan sampai kita lalai Ketika sedang diberi kemudahan.
Ilmu yang harus kita pelajari berkaitan dengan Ma’rifatullah (ilmu-ilmu dasar berkaitan dengan mengenal Allah). Dengan kita bersahabat dengan orang-orang yang meningatkan karunia-karunia allah tentang ibadah kepada Allah, biasanya kita akan lebih mudah untuk meraih cintanya allah.
Untuk mendapatkan sesuatu yang baik itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Maka riyadhoh, latihan itu bagian terpenting Ketika kita ingin mendapatkan atau menggapai sesuatu yang kita ingin kan. Ingin dekat dengan allah, ibadah terus dilakukan dengan sebaik mungkin apa yang allah perintahkan. Sebagaimana yang disampaikan Allah,
Qul ing kuntum tuḥibbụnallāha fattabi’ụnī yuḥbibkumullāhu wa yagfir lakum żunụbakum, wallāhu gafụrur raḥīm ,
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Maka setiap amalan yang kita ketahui itu dicontohkan oleh Nabi, latih saja diri kita untuk terus istiqamah melakukannya. Sekecil apapun amal itu, kalau kita yakin itu amal baik dan bukti baik itu dicontohkan Rasulullah, maka lakukanlah. Maka insyaallah cinta allah akan terus mengalir kepada kita.
Kesimpulan
Bagaimana kita meraih cinta Allah terutama dalam ibadah kita. Pertama, kita harus berupaya terus meluruskan niat kita dalam beribadah, yaitu beribadah karena Allah. Kedua, terus belajar dan memahami setiap ibadah yang kita lakukan. Ketiga, bergaul dengan orang-orang soleh dan beriman. Keempat, berdoa dan meminta kepada Allah agar diistiqamahkan dalam ibadah kepada Allah.