Birrul Walidain

Sahabat MQ Perilaku seorang anak terhadap orang tuanya dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, berdasarkan sikap mereka semasa orang tua masih hidup maupun setelah meninggal dunia:

  1. Anak yang Barrun fil Hayah wa Barrun fil Wafah 

Anak dengan sifat ini senantiasa memuliakan dan berbuat baik kepada orang tuanya, baik ketika mereka masih hidup maupun setelah wafat. Saat orang tua masih hidup, anak ini berusaha memenuhi kebutuhan mereka, seperti menyediakan makanan, membantu pekerjaan mereka, atau memberikan perhatian dan kasih sayang. Setelah orang tua meninggal dunia, anak ini tetap menunjukkan bakti dengan mendoakan mereka, melaksanakan wasiat yang ditinggalkan, serta berbuat baik kepada kerabat orang tua sebagai bentuk penghormatan.

  1. Anak yang Angkun fil Hayah wa Barrun fil Wafah 

Anak dengan sifat ini, ketika orang tua masih hidup, cenderung menyakiti mereka, baik melalui perkataan kasar, tindakan yang menyakitkan, atau mengabaikan kebutuhan mereka. Namun, setelah orang tua meninggal dunia, anak ini tersadar akan penyesalannya. Rasa kehilangan yang mendalam membuat hatinya bergetar, dan ia mulai berubah menjadi anak yang saleh. Ia menjadi rajin berdoa untuk kedua orang tuanya, memohonkan ampunan bagi mereka, dan berusaha menebus kesalahannya dengan berbuat baik kepada sesama.

  1. Anak yang Barrun fil Hayah wa Angkun fil Wafah 

Anak ini menunjukkan kebaikan dan perhatian yang luar biasa kepada orang tuanya selama mereka masih hidup. Ia berusaha memenuhi semua keinginan mereka, memberikan kebahagiaan, dan menjaga kenyamanan mereka. Namun, setelah orang tua meninggal dunia, ia lupa untuk mendoakan mereka atau bahkan mengabaikan warisan moral dan pesan-pesan mereka. Anak ini tidak melanjutkan baktinya dalam bentuk doa atau amal jariyah yang bermanfaat bagi orang tua yang telah tiada, sehingga baktinya terputus hanya sebatas masa hidup mereka.

  1. Anak yang Angkun fil Hayah wa Angkun fil Wafah

Anak dengan sifat ini adalah yang paling buruk. Ketika orang tua masih hidup, ia menyakiti mereka, baik secara fisik maupun emosional. Tidak ada perhatian, kasih sayang, atau rasa hormat yang diberikan. Setelah orang tua meninggal dunia, anak ini tetap tidak menunjukkan perubahan. Ia tidak mendoakan mereka, tidak memohonkan ampunan, bahkan mungkin melupakan keberadaan mereka sama sekali. Perilaku ini mencerminkan keburukan hati yang mendalam dan jauhnya ia dari nilai-nilai kebaikan.

Kesimpulan

Empat jenis anak ini memberikan gambaran tentang bagaimana sikap seorang anak dapat memengaruhi hubungan dengan orang tua, baik semasa hidup maupun setelah wafat. Sebagai anak, penting bagi kita untuk senantiasa memuliakan orang tua, menjaga hubungan yang baik selama mereka hidup, dan melanjutkan bakti dengan doa serta amal setelah mereka tiada. Sikap barrun fil hayah wa fil wafah adalah teladan terbaik yang harus diupayakan oleh setiap anak, sebagai wujud rasa syukur dan penghormatan kepada kedua orang tua.

Program: Inspirasi Malam – Kajian Akhlak
Narasumber: Ustadz Sapria Muhammad