Benda Langit

Sahabat MQ alam pandangan Islam, benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang, planet, dan benda-benda lainnya yang tidak kita ketahui memiliki peran penting dalam menunjukkan kekuasaan  dan kebesaran Allah SWT.

Berikut beberapa poin penting terkait benda-benda langit di dalam pandanganIslam:

  1. Tanda daripada Kebesaran Allah SWT

Benda-benda langit sering disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai bukti nyata kekuasaan Allah. Penciptaan langit dan bumi, serta pergerakan bintang, bulan, dan matahari, semuanya mengajarkan manusia untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

  1. Sebagai petunjuk untuk manusia

Dalam Al-Qur’an, benda-benda langit dijelaskan sebagai petunjuk bagi manusia, baik dalam hal navigasi maupun penentuan waktu. Berikut beberapa fungsi pentingnya:

– Petunjuk waktu ibadah

Peredaran bulan dan matahari menjadi penentu waktu bagi umat Islam dalam beribadah. Seperti penentuan waktu shalat, awal puasa, dan perayaan hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha berdasarkan kalender Hijriyah.

– Petunjuk Arah atau Navigasi

Bintang-bintang digunakan oleh orang-orang zaman dahulu untuk menemukan arah di malam hari. Baik di darat maupun di lautan.

– Penentu dalam Kalender

Islam menggunakan kalender berbasis bulan, yang dikenal sebagai kalender Hijriyah. Pergerakan bulan digunakan untuk menentukan awal bulan dan hari-hari penting dalam Islam, seperti awal Ramadhan, dan hari raya.

Sementara itu, matahari juga menjadi penentu waktu shalat, seperti shalat magrib yang dilaksanakan ketika matahari mulai terbenam.

  1. Fungsi Bintang di Langit

Bintang-bintang tidak hanya menghiasi langit, tetapi juga berfungsi untuk melindungi manusia dari gangguan setan yang mencoba mencuri informasi atau mengganggu pikiran.

  1. Perenungan atas ciptaan

Umat Islam diajak untuk merenungkan ciptaan langit dan isinya sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memahami kebesaran-Nya. Benda-benda langit tidak untuk dipuja, melainkan dipandang sebagai makhluk yang tunduk pada perintah Allah.

  1. Sebagai ilmu falak

Dalam sejarah Islam, ilmu tentang benda-benda langit dikenal sebagai ilmu falak atau astronomi. Para ilmuwan Muslim, seperti Imam Al-Biruni dan Al-Khawarizmi, memberikan kontribusi signifikan dalam mempelajari pergerakan benda-benda langit. Mereka mengembangkan metode pengukuran yang akurat untuk tujuan ilmu pengetahuan dan ibadah.

Ilmu falak tidak hanya berfungsi sebagai alat navigasi dan penentuan waktu, tetapi juga mencerminkan kebesaran ciptaan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mendorong umatnya untuk mempelajari alam semesta sebagai bentuk ibadah dan refleksi atas tanda-tanda kebesaran-Nya.

Hal ini menunjukkan bahwa Islam mendorong umatnya untuk mempelajari alam semesta dan mencari ilmu sebagai bentuk ibadah. Secara keseluruhan, benda-benda langit dalam pandangan Islam merupakan tanda kebesaran Allah yang perlu dipahami. Mereka tidak hanya membantu kehidupan manusia, tetapi juga mengajak kita untuk terus belajar dan merenungkan ciptaan-Nya.

Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Bintang, Bulan, dan Matahari

1. Ayat yang Berkaitan dengan Bintang

Bintang dalam bahasa Arab adalah نجم (najm) dalam bentuk tunggal. Dalam Al-Qur’an, terdapat empat ayat yang mengandung kata najm, yaitu:

– An-Nahl ayat 16

وَعَلٰمٰتٍۗ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُوْنَ ۝١٦

“(Dia juga menciptakan) tanda-tanda. Dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk.”

– An-Najm ayat 1

وَالنَّجْمِ اِذَا هَوٰىۙ ۝١

“Demi bintang ketika terbenam,”

– Ar-Rahman ayat 6

وَّالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ ۝٦

“Tetumbuhan dan pepohonan tunduk (kepada-Nya).”

– At-Thariq ayat 3

النَّجْمُ الثَّاقِبُۙ ۝٣

“(Itulah) bintang yang bersinar tajam.”

Sedangkan dalam bentuk jamak adalah نجوم (nujum). Dalam Al-Qur’an, terdapat 9 ayat yang mengandung kata nujum, yaitu:

– Al-An’am ayat 97

وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ النُّجُوْمَ لِتَهْتَدُوْا بِهَا فِيْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ ۝٩٧

“Dialah yang menjadikan bagimu bintang-bintang agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan (yang pekat) di darat dan di laut. Sungguh, Kami telah memerinci tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada kaum yang mengetahui.”

– Al-Araf ayat 54

اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًاۙ وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍ ۢ بِاَمْرِهٖٓۙ اَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ۝٥٤

“Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia berkuasa atas ʻArasy. Dia menutupkan malam pada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk pada perintah-Nya. Ingatlah! Hanya milik-Nyalah segala penciptaan dan urusan. Maha berlimpah anugerah Allah, Tuhan semesta alam.”

– An-Nahl ayat 12

وَسَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۙ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ وَالنُّجُوْمُ مُسَخَّرٰتٌۢ بِاَمْرِهٖۗ اِنَّ فِي ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَۙ ۝١٢

“Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti.”

– Al-Hajj ayat 18

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ ۝١٨

“Tidakkah engkau mengetahui bahwa bersujud kepada Allah siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi, juga matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, hewan melata, dan kebanyakan manusia? Akan tetapi, banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Siapa yang dihinakan Allah tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sesungguhnya Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.”

– Ash-Shaffat ayat 88

فَنَظَرَ نَظْرَةً فِى النُّجُوْمِۙ ۝٨٨

“Lalu, dia (Ibrahim) memandang sekilas ke arah bintang-bintang,”

– At-Thur ayat 49

وَمِنَ الَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَاِدْبَارَ النُّجُوْمِࣖ ۝٤٩

“Bertasbihlah kepada-Nya pada sebagian malam dan pada waktu terbenamnya bintang-bintang (waktu fajar).”

– Al-Waqi’ah ayat 75

فَلَآ اُقْسِمُ بِمَوٰقِعِ النُّجُوْمِ ۝٧٥

“Aku bersumpah demi tempat beredarnya bintang-bintang.”

– Al-Mursalat ayat 8

فَاِذَا النُّجُوْمُ طُمِسَتْۙ ۝٨

“Apabila bintang-bintang dihapuskan (cahayanya),”

– At-Takwir ayat 2

وَاِذَا النُّجُوْمُ انْكَدَرَتْۖ ۝٢

“apabila bintang-bintang berjatuhan,”

2. Ayat yang Berkaitan dengan Bulan

Bulan dalam bahasa Arab adalah قمر (qamar). Dalam Al-Qur’an, terdapat 26 ayat yang mengandung kata qamar, salah satu ayat tersebut terdapat pada Q.S Al-An’am ayat 77, yang berbunyi:

فَلَمَّا رَاَ الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَىِٕنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَكُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤلِّيْنَ ۝٧٧

“Kemudian, ketika dia melihat bulan terbit dia berkata (kepada kaumnya), “Inilah Tuhanku.” Akan tetapi, ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk kaum yang sesat.”

Ayat ini mengisahkan pencarian Nabi Ibrahim AS dalam menemukan Tuhannya. Dalam konteks ini, bulan menjadi simbol penuntun yang pada akhirnya membuatnya menyadari bahwa makhluk-makhluk ini tidak layak disembah, dan hanya Allah-lah yang patut dijadikan Tuhan. Ini menunjukkan betapa pentingnya petunjuk Ilahi dalam menentukan keyakinan dan arah hidup seseorang.

3. Ayat yang Berkaitan dengan Matahari

Matahari dalam bahasa Arab adalah شمس (shams). Dalam Al-Qur’an, terdapat 32 ayat yang mengandung kata shams, salah satu ayat tersebut terdapat pada Q.S Yasin ayat 40, yang berbunyi:

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِۗ وَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ ۝٤٠

“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”

Ayat ini menegaskan keteraturan dan harmoni dalam ciptaan Allah, di mana matahari dan bulan memiliki perannya masing-masing dalam menjalani pergerakan yang telah ditentukan. Ini mencerminkan kebesaran dan kekuasaan Allah dalam menciptakan alam semesta.