Sahabat MQ beberapa dari kita mungkin belum sepenuhnya menyadari bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia. Dalam konteks beramanah, bekerja, atau beribadah, Indonesia sebetulnya menyediakan kondisi yang mendukung bagi umat Islam untuk mengamalkan ajaran agama dengan lebih mudah. Namun, situasi ini berbeda ketika kita berada di negara dengan jumlah Muslim yang minoritas.

Hal pertama yang perlu kita ingat ketika tinggal di negara minoritas Muslim adalah bahwa setiap Muslim memiliki peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat non-Muslim di negara tersebut. Dalam Surat Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ۝١٣

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

Ayat ini mengingatkan kita bahwa selain untuk saling mengenal dan bermuamalah dengan baik, yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita cenderung mengukur kemuliaan dari keberhasilan duniawi. Namun, bagi seorang Muslim, kemuliaan sejati terletak pada tingkat ketakwaannya kepada Allah, bukan pada pencapaian duniawi.

Menghadapi Tantangan Identitas Islam di Negara Minoritas

Saat seorang Muslim pindah ke negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim, seringkali tantangan terbesar yang dihadapi adalah mempertahankan identitas keislamannya. Ada yang kehilangan identitas Islamnya, baik secara cepat maupun perlahan, karena pengaruh budaya dan paham-paham yang berkembang di negara tersebut. Oleh karena itu, kita perlu menjaga keyakinan dan pemahaman kita terhadap nilai-nilai Islam yang telah sempurna.

Ulama besar seperti Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin memberikan beberapa syarat untuk seorang Muslim yang ingin tinggal di negara non-Muslim. Di antaranya adalah:

  1. Membentengi diri dari syubhat pemikiran 
    Hindari pemikiran yang dapat menggoyahkan keyakinan Islam kita.
  2. Memiliki agama yang kuat 
    Agar kita bisa menghindari godaan syahwat dan tetap istiqomah dalam menjalani kehidupan islami.

Syaikh Abdullah al-Jibrin juga memberikan pandangan serupa, yaitu:

  1. Yakin akan keselamatan diri dari bahaya agama 
    Seorang Muslim harus memastikan bahwa kehidupannya di negara non-Muslim tidak membahayakan agamanya.
  2. Memiliki bekal ilmu agama yang cukup
    Agar bisa menghadapi tantangan dan ujian yang mungkin timbul, serta bersabar dalam menjaga prinsip-prinsip Islam.

Cara Menjaga Identitas Islam di Negara Minoritas

  1. Membentengi Pemikiran
    Di negara-negara dengan populasi Muslim yang sedikit, kita seringkali menghadapi tantangan berupa Islamophobia yaitu ketakutan atau kebencian terhadap Muslim. Narasi-narasi semacam ini kadang membuat kita merasa malu atau takut untuk mengekspresikan identitas kita sebagai seorang Muslim. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat pemahaman agama dan menjaga akidah kita dengan kuat agar tidak terpengaruh oleh pandangan negatif dari luar.
  2. Meningkatkan Takwa dan Hubungan dengan Allah
    Salah satu cara terbaik untuk menjaga identitas kita adalah dengan terus meningkatkan takwa dan menjaga hubungan erat dengan Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad SAW mengajarkan:

    “Ingatlah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Ingatlah Dia, niscaya Dia akan berada di sisimu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika kamu membutuhkan pertolongan, carilah pertolongan dari Allah. Ketahuilah, jika seluruh dunia berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, mereka tidak akan dapat melakukannya, kecuali jika Allah menghendakinya. Dan jika seluruh dunia berkumpul untuk menyakitimu, mereka tidak akan dapat melakukannya, kecuali jika Allah menghendakinya.” (HR. At-Tirmidzi)

    Hadits ini mengajarkan kita bahwa hanya dengan menjaga hubungan yang kuat dengan Allah, kita dapat terhindar dari segala bentuk cobaan dan ujian hidup, termasuk ketika hidup di negara yang mayoritas bukan Muslim.
  3. Bergabung dengan Komunitas
    Bergabung dengan komunitas Muslim di negara minoritas sangat penting untuk menjaga keislaman kita. Komunitas ini bisa menjadi tempat untuk saling berbagi pengalaman, menjaga ibadah bersama, dan menguatkan satu sama lain dalam menjalani kehidupan sebagai Muslim.

Kendala-Kendala yang Dihadapi Muslim di Negara Minoritas

  1. Ibadah Shalat
    Di negara yang bukan mayoritas Muslim, terkadang waktu shalat bisa menjadi tantangan, terutama bagi mereka yang bekerja atau sekolah. Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu dengan baik dan berkomunikasi dengan atasan atau rekan kerja/sekolah untuk menjaga kewajiban shalat.
  2. Bersuci (Thaharah)
    Proses bersuci atau thaharah, seperti berwudhu, juga bisa menjadi tantangan, terutama jika tidak tersedia fasilitas yang memadai di tempat umum. Muslim di negara minoritas perlu belajar untuk mencari solusi kreatif, seperti membawa perlengkapan pribadi untuk berwudu.
  3. Tantangan Puasa
    Tantangan puasa, terutama di negara dengan empat musim, bisa terjadi ketika waktu puasa menjadi lebih panjang. Mengelola energi dan menjaga kesehatan sangat penting untuk menjalani puasa dengan baik.
  4. Penggunaan Hijab
    Tekanan sosial di negara non-Muslim seringkali membuat sebagian Muslimah merasa terpaksa untuk membuka hijab. Oleh karena itu, penting untuk terus memperkuat niat dan keyakinan akan kewajiban berhijab dalam Islam.
  5. Makanan Halal
    Memastikan makanan yang dikonsumsi halal juga bisa menjadi tantangan, terutama jika tidak banyak restoran atau pasar yang menyediakan makanan halal. Solusinya adalah dengan memasak sendiri atau mencari tempat-tempat yang menyediakan makanan halal.

Keberadaan Muslim di negara minoritas dapat menjadi peluang untuk memerangi Islamophobia dan stereotip negatif tentang Islam. Kita harus sadar bahwa setiap tindakan kita mencerminkan citra Islam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap menunjukkan akhlak yang baik, berintegrasi dengan masyarakat, dan melakukan dakwah dengan cara yang bijaksana. Ini bukan hanya untuk menjaga identitas Islam kita, tetapi juga untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang damai dan penuh rahmat.

Narasumber: Ariesa Ulfa B.Sc., M.Sos. – Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri BMIWI dan Staf Divisi Kajian AILA Indonesia
Program: Inspirasi Keluarga – Diskusi Keluarga