
Sahabat MQ, Ibadah haji, umrah, dan jihad merupakan beberapa amalan yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Allah, serta menjadi sarana untuk meraih kemuliaan dan ridha-Nya. Melalui ketiganya, seorang Muslim dapat memperoleh surga dan mendapat cinta Allah, yang merupakan tujuan utama dalam setiap ibadah.
Ibadah haji dan umrah, selain menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, juga memberikan peluang bagi umat Islam untuk memperoleh waktu dan tempat yang mustajab dalam berdoa. Terutama saat melakukan ibadah haji, di mana doa-doa pada waktu-waktu tertentu, seperti di Hari Arafah, lebih mudah dikabulkan oleh Allah. Hal ini menjadi kesempatan berharga bagi mereka yang tidak dapat menunaikan haji, seperti dengan melaksanakan puasa sunnah Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, sebagai bentuk ikhtiar untuk meraih keberkahan.
Haji sebagai Wasilah Mencintai Allah
Haji adalah salah satu amal ibadah yang paling dicintai oleh Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Haji yang mabrur tidak ada balasan yang pantas untuknya kecuali surga.” Haji yang mabrur adalah haji yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat, tanpa melakukan perbuatan yang dilarang Allah, sehingga orang yang melaksanakannya akan kembali dalam keadaan suci, seperti hari mereka dilahirkan. Ini adalah gambaran betapa pentingnya haji sebagai wasilah untuk mendapatkan ridha dan cinta Allah.
Umrah sebagai Sarana Mendekatkan Diri kepada Allah
Selain haji, umrah juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Umrah, yang merupakan perjalanan ke Baitullah untuk melakukan tawaf di sekitar Ka’bah, memiliki keutamaan besar. Melalui umrah, seorang Muslim dapat memperkuat keimanannya dan mendekatkan diri kepada Allah. Salah satu cara yang disunnahkan saat melakukan umrah adalah memasuki Masjidil Haram melalui pintu Babussalam dan berdoa saat melihat Ka’bah, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Doa tersebut mengandung permohonan untuk meningkatkan kemuliaan Ka’bah dan bagi para pengunjungnya.
Pada saat tawaf, yang dimulai dengan mencium Hajar Aswad (atau cukup dengan isyarat tangan jika tidak memungkinkan), seorang Muslim dianjurkan untuk membaca doa yang penuh makna:
“Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina azabannar.”
Dengan melaksanakan umrah, seorang Muslim juga dapat menghapus dosa-dosa dan meningkatkan ketakwaannya kepada Allah, sekaligus memperoleh pahala yang besar.
Jihad: Wasilah Tertinggi dalam Mencapai Ridha Allah
Jihad adalah salah satu wasilah yang paling mulia dalam Islam. Walaupun jihad sering dipahami sebagai peperangan fisik, dalam konteks modern, jihad juga mencakup perjuangan melawan hawa nafsu dan upaya melawan kebatilan, termasuk dalam bidang pemikiran (guzul fikri). Perang pemikiran ini sangat penting, terutama di zaman sekarang, ketika banyak sekali tantangan yang dapat menyesatkan umat Islam, baik melalui propaganda musuh-musuh Islam maupun penyebaran ideologi yang merusak.
Sebagai umat Islam, kita juga diwajibkan untuk berjihad dalam bentuk amar ma’ruf nahi mungkar (mengingatkan yang baik dan mencegah kemungkaran). Semua bentuk jihad ini merupakan upaya untuk mempertahankan agama dan kehormatan umat Islam, serta melawan segala bentuk ketidakadilan. Dalam QS. Ali Imran ayat 142,
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ
am ḫasibtum an tadkhulul-jannata wa lammâ ya‘lamillâhulladzîna jâhadû mingkum wa ya‘lamash-shâbirîn
Artinya: Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar.
Allah mengingatkan kita bahwa jihad adalah salah satu cara untuk mencapai kebahagiaan dan kemenangan yang sejati.
Program: Inspirasi Malam – Kajian Akidah
Narasumber: Ust. Abu Yahya