
MQFMNETWORK.COM, Bandung – gelombang demonstrasi yang melibatkan mahasiswa hingga sejumlah organisasi masyarakat sipil bertajuk “indonesia gelap” terjadi di sejumlah daerah termasuk di jakarta.
Salah satu pemicu gelombang protes tersebut yakni kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto yang juga menyasar pos anggaran penting seperti pendidikan.
Program makan bergizi gratis yang turut melibatkan tni dan polri menjadi hal yang dikritik oleh massa aksi. mereka menilai pemerintah telah membangkitkan kembali Dwi Fungsi Abri.
Terbaru, massa aksi turut mengkritik upaya kepolisian memeriksa salah satu band asal purbalingga imbas lagu berjudul “bayar,bayar, bayar”. mereka menilai polisi melakukan pembungkaman ekspresi melalui karya seni.
Direktur eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), dedi kurnia syah, menilai gelombang protes tersebut terjadi lantaran masyarakat keberatan atas ragam kebijakan kontroversial Prabowo.
Dedi menilai wajar jika masyarakat sipil bersama mahasiswa menggelar demonstrasi yang berkelanjutan untuk mengkritik kebijakan pemerintah.
Terlebih, menurutnya ragam kebijakan di awal masa jabatan Prabowo tersebut tidak sesuai dengan apa yang sering digembar-gemborkan. karena faktanya efisiensi dengan pemotongan anggaran ini tidak tepat, bahkan berisiko menghambat pembangunan.
Pihaknya menilai alasan efisiensi anggaran yang kerap dijelaskan pemerintah bertolak belakang dengan kebijakan Prabowo yang sebelumnya menambah jumlah kementerian.
jika benar efisiensi yang diinginkan pemerintah, praktiknya bukan memotong anggaran, melainkan memotong porsi jabatannya, lembaga atau kementerian perlu diringkas, karena tidak semuanya berdampak pada pembangunan yang dibutuhkan negara dan bangsa.
Tidak hanya itu, dirinya menilai upaya pemerintah memotong anggaran pendidikan tidak rasional. Sebab, anggaran pendidikan sebelumnya dianggap belum maksimal untuk memajukan pendidikan di indonesia.
Sisi lain, arah kerja pemerintah saat ini cenderung bias. oleh karena itu, dirinya mengimbau Prabowo agar terbuka dengan aspirasi dan kritik yang dilontarkan melalui gelombang demonstrasi tersebut.
Pihaknya menyebut Prabowo membutuhkan dukungan masyarakat dalam memimpin indonesia dan menjalankan berbagai kebijakan.
Indonesia gelap hingga #kaburajadulu
Sementara itu, sebelumnya peneliti senior dari pusat riset Politik Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN), lili romli, menyebut indonesia gelap hingga tagar #kaburajadulu merupakan bentuk kekecewaan masyarakat atas kondisi yang terjadi di indonesia.
Menurutnya, masyarakat menaruh harapan pada presiden-wakil presiden yang terpilih di pilpres 2024. Namun yang terjadi sekarang di luar harapan masyarakat.
Mereka semula menaruh harapan yang tinggi bahwa pasca pemilu nanti, pemimpin dan para elit memberikan harapan baru, seperti tentang lapangan pekerjaan, naiknya penghasilan, daya beli meningkat, dan sejumlah harapan lain yang diidam-idamkan kalangan muda.
Menurutnya, harapan itu ternyata tinggal harapan yang kemudian muncul kekecewaan. bentuknya seperti demo dan tagar #kaburajadulu.
senada dengan hal tersebut, direktur eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif’an, juga berpendapat masyarakat kian resah dengan kebijakan pemerintah.
Menurutnya, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah bukan dialokasikan untuk hal-hal esensial, misalnya untuk tunjangan kinerja dosen. tapi malah untuk melaksanakan program MBG yang banyak dikritik. Refleksi dari keresahan publik terkait kondisi indonesia, lantaran terjadi sejumlah paradoks.
Pihaknya pun menilai aksi indonesia gelap dan tagar #kaburajadulu akan berkembang sesuai dengan dinamika politik. Menurutnya, jika pemerintahan prabowo subianto tidak bisa merespons dengan benar, gerakan itu bisa berlanjut dan membesar.
Respons pemerintah
Menteri sekretaris negara, Prasetyo Hadi, tidak sepakat dengan tajuk indonesia gelap yang digunakan massa mahasiswa dalam demonstrasi.
Prasetyo menghormati warga yang menyampaikan aspirasi lewat demonstrasi. Namun, dirinya meminta massa aksi tidak memainkan narasi yang tidak benar.
Prasetyo meminta warga tetap optimistis dan kompak membangun indonesia dengan tujuan yang sama. pihaknya juga meminta masyarakat memaklumi pemerintah yang baru bekerja 4 bulan.
sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan (MENAKER/) Yassierli merespons soal tagar #kaburajadulu sebagai sikap warga untuk meningkatkan keterampilan dan mengambil peluang kerja di luar negeri.
Namun, dia mengaku pemerintah memang memiliki tantangan dan catatan untuk menciptakan pekerjaan yang lebih baik di dalam negeri.