Sesama manusia harus saling menjaga rasa aman, tentram dan damai. Jalinan dan tali persaudaraan harus terjaga sesama Muslim. Merangkul dan menasihati dengan tutur yang baik adalah ciri indahnya Islam. Sesama muslim hendaknya tidak mencari-cari aib orang lain dan kesalahan orang lain. Ketika Allah dengan rasa kasih sayang dan cinta kepada hamba-Nya, Allah senantiasa menjaga aib hamba-Nya tetap terjaga rapi di genggamannya, tanpa ada satu katapun yang Allah sebarkan tentang aib manusia kepada siapapun, tapi mengapa ada saja manusia yang masih mencari-cari kesalahan orang lain. Menggali aib masa lalu seseorang yang sudah berlalu hanya demi membuat malu dan menaikan derajat diri sendiri. Perbuatan tersebut sungguh tak diindahkan dalam Islam. Allah melarang manusia untuk membuka aib sesama. Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat : 12
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Terjemah:”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.“
Kenapa aib begitu antusias dibicarakan orang? Secara istilah, aib merupakan sesuatu yang ada pada diri seseorang yang sifatnya buruk atau tidak menyenangkan. Karena itu, aib adalah suatu hal yang harus ditutup rapat-rapat dan tak boleh disebarkan. Meski bukan sejenis hoaks, namun aib sesuatu yang buruk sehingga tak boleh diketahui orang lain. Sebab hal itu sangat memalukan. Setiap orang memiliki aibnya masing-masing, untuk itulah Allah memerintahkan untuk menutupi aib diri sendiri dan sesama muslim, seperti tertera pada Surah Al Hujurat tersebut.
Sungguh rugi jika lisan kita digunakan untuk membicarakan aib orang lain, yang sementara Allah saja selalu menjaga aib hamba-Nya. Allah-lah yang maha mengetahui segala yang terjadi di kehidupan kita. Hendaknya kita menjadi manusia yang menggunakan lisan untuk berkata hal yang baik. Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab:70)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Terjemah:”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,“
Sahabat MQ, mari kita mempelajari Islam dengan tekun dan hati yang ikhlas kepada Allah. Sehingga apa yang telah Allah pesankan dalam Al-Qur’an mampu menjadi petunjuk dan pedoman bagi hidup kita. Sehingga kita bisa tumbuh menjadi manusia yang menyayangi sesama, merangkul dengan tali persaudaraan bukan perpecahan yang menimbulkan hancurnya jalinan saudara dan terpecah nya suatu bangsa. Allah telah berfirman dalam QS. Al-Anfal:61
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Terjemah:”Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“
Ayat di atas dengan jelas menyatakan bahwa islam merupakan agama yang condong atau menjurus pada kedamaian. Oleh sebab itu, kita sebagai umat islam yang bertakwa sudah seharusnya hidup dalam kedamaian dengan tidak berusaha mencetus konflik dan memecah belah hubungan antar saudara-saudari kita yang ada di muka bumi ini.