Dari artikel sebelumnya di http://www.mqfmnetwork.com/keteldanan-nabi-ayyub-alaihi-sallam/ telah dibahas mengenai keteladanan Nabi Ayyub alaihi sallam. Adapun apa saja Pelajaran yang dapat diambil dari kisah nabi ayyub ‘alaihis salam. Berikut pelajarannya :

  1. Jadi kaya yang bersyukur dan rajin berderma, dan jadi miskin yang bersabar

Jadilah sosok yang menakjubkan, sebagaimana yg rasulullah saw pesankan, dari shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya :“sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik, ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur, itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” _(Hr. Muslim, no. 2999)

  1. Tidak menjadi sombong dengan kekayaan dan keluarga yang ia miliki

Kekayaan adalah ujian dan hanya titipan Allah, sewaktu-waktu  kenikmatan dunia tersebut dapat diambil oleh sang pemiliknya. Allah swt berfirman dalam surah al munafiqun ayat 9:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Artinya : “wahai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah swt. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”.

Dalam ayat yg lain allah menegaskan,

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Artinya : sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah lah pahala yang besar”. (qs. At taghabun: 15)

Dari keterangan rasul ini dapat disimpulkan, ada 4 sifat yang akan datang pada diri seseorang jika terlena dengan harta dan keluarga yaitu:

  • Mubkhilah, bakhil terhadap harta yang dimilikinya, enggan untuk menginfakkannya karena takut harta tersebut tidak mencukupi untuk diberikan kepada anak anaknya
  • Mujbinah, pengecut dalam menegakkan kebenaran karena takut akan keburukan yang menimpa dirinya dan anak keturunannya
  • Mujhilah, malas menuntut ilmu disebabkan kesibukan terhadap urusan keluarga serta harta bendanya.
  • Mukhzinah, bersedih dengan musibah yang menimpa anak-anaknya karena besarnya rasa kasih sayang sehingga larut dalam kesedihan yang berkepanjangan.

Kita bermohon kepada Allah dari fitnah kehidupan berupa harta benda dan keluarga.

  1. Bersabar dengan sakit dan ujian, karena sakit dan ujian akan menghapus dosa.

Dari ‘abdullah bin mas’ud radhiyallahu ‘anhu, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

Artinya : “setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (Hr. Bukhari, no. 5660 dan muslim, no. 2571)

Dalam keterangan yang lain dari abu sa’id dan abu hurairah radhiyallahu ‘anhuma, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ ؛ وَلَا نَصَبٍ ؛ وَلَا هَمٍّ ؛ وَلَا حَزَنٍ ؛ وَلَا غَمٍّ ؛ وَلَا أَذًى – حَتَّى الشَّوْكَةُ يَشَاكُهَا – إلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Artinya ; “Tidaklah seorang mukmin tertimpa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran (pada masa depan), sedih (akan masa lalu), kesusahan hati (berduka cita) atau sesuatu yang menyakiti sampai pada duri yang menusuknya, itu semua akan menghapuskan dosa-dosanya.” (hr. Bukhari, no. 5641 dan muslim, no. 2573. Lihat syarh shahih muslim, 16: 118 dan kunuz riyadh ash-shalihin, 1: 491)

Lihatlah nabi ayyub, penyakit dan ujian tak menghalanginya dari berdzikr dan menjaga hati untuk tetap kokoh beriman, menggantung harap hanya kepada allah semata._

Musibah yang menimpa kita masih sangat sedikit dibanding dengan nikmat yang Allah berikan.Bersama kita mengambil pelajaran dari apa yang dikatakan oleh Nabi Ayyub ‘alaihis salam pada istrinya.

Imam al-qurthubi mengatakan bahwa sabar yang baik (indah) di sini yang dimaksud adalah sabar tanpa merasa putus harapan dan tanpa mengeluhkan pada selain allah. (al-jami’ li ahkam al-qur’an, 9: 180). Syaikh sa’id bin wahf al-qahthani hafizahullah, sabar yang berpahala dilakukan dengan (1) ikhlas karena allah, (2) mengadu pada allah, bukan mengadu pada manusia, (3) sabar di awal musibah. (muqowwimaat ad-daa’iyah an-naajih, hlm. 201

  1. Dalam berumah tangga, antara suami-isteri berusahalah untuk saling menerima dan saling menjaga.

Menerima kekurangan dan kelebihan pasangan, menjaga pasangan dari perkara yang tidak disukai Allah dan rasul-nya adalah semestinya yang hendak kita lakukan, karena hal itu bagian tanggung dari jawab dan komitmen kita setealah kita sudah akad berumah tangga.

Meskipun nabi ayyub terus sakit, istri nabi ayyub tetap mengabdi pada suaminya. Namun karena sangat lelah, akhirnya isteri nabi ayyub mencari pengganti untuk mengurus suaminya, nabi ayyub bernazar jika sembuh akan memberikan 100 kali pukulan pada isterinya.

Wahai para istri, camkanlah, taat dan mengabdi pada suami adalah jalan menuju surga. Dari ‘abdurrahman bin ‘auf radhiyallahu ‘anhu, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Artinya : “jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (hr. Ahmad, 1: 191 dan ibnu hibban, 9: 471. Syaikh syu’aib al arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Sahabat mq, Allah menguji siapa saja yang Allah kehendaki dan semua itu ada hikmah-nya. Kisah nabi ayyub ‘alaihis salam adalah teladan. Ia tetap sabar menghadapi takdir allah yang menyakitkan. Karenanya allah memuji nabi ayyub ‘alaihis salam,

إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ

Artinya :“sesungguhnya kami dapati dia (ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada tuhan-nya).” (Qs. Shaad: 44)

Semoga kisah nabi Ayyub alaihi sallam menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.