Melalui media massa tanah air baik cetak maupun elektronik beberapa kali terdengar kabar mengenai diaspora Indonesia yang memberikan inspirasi dan ternyata Indonesia memiliki diaspora sukses yang di negeri orang. Dia adalah seorang pria yang berusia 37 tahun berasal dari pontianak yang Reza Abdul Jabbar.
Pada masa kecilnya Reza dibesarkan dalam keluarga muslim di pulau Borneo. Almarhum ayahnya merupakan seorang pengusaha di bidang farmasi, tekstil, dan konstruksi insprastruktur. Sejak kecil Reza tinggal di wilayah perkotaan Kalimantan yang memiliki perkebunan luas buah-buahan seperti perkebunan buah mangga. Luasnya perkebunan di sekitar rumah Reza membuat beberapa satwa liar mudah ditemui disana. Bahkan mereka memiliki hewan peliharaan yang termasuk satwa yang dilindungi yaitu orang utan.Oleh karena itu, keinginan menjadi seorang peternak sudah jadi cita-citanya sejak kecil.
Sahabar MQ dapat menyimak Rekam Siar berikut ini.
Memiliki Cita-Cita Menjadi Seorang Petani Sejak Kecil
Pada usia 7 tahun ia memberitahu ayahnya bahwa dirinya ingin menjadi seorang petani. Mendengar hal itu sang ayah pun turut membantunya. Mereka bersama-sama mengatur rencana untuk menggapai mimpi Reza tersebut.
Reza mengawali pendidikan dengan bersekolah di SDN 29 Candramidi Pontianak. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 3 Pontianak. Namun saat memasuki jenjang SMA Reza pindah ke Ibu Kota dan bersekolah di SMAN 3 Jakarta.
Provinsi yang ditempati kelahiran Reza memang jauh berbeda dengan di Jakarta. Oleh karena itu, ketika kelas 2 SMA tepatnya Desember tahun 1992 Reza memutuskan untuk pergi ke New Zealand. Langkah tersebut dilakukan karena New Zealand memang memiliki peternakan terbaik di dunia sehingga dirinya ingin belajar banyak dan melanjutkan kuliah disana.
Reza Hijrah ke New Zealand untuk Meraih Cita-citanya
Reza akhirnya diterima untuk melanjutkan pendidikannya di Glenfield College auckland. Disana ia kemudian melanjutkan pendidikan untuk mempelajari ilmu pertanian dan peternakan di Massey University sebelum akhirnya menyelesaikan gelar masternya dan menjadi asisten manager di peternakan sapi perah diluar Hamilton.
Disela-sela kesibukan belajar, Reza mencoba bekerja di peternakan sapi potong, rusa, kambing dan domba. Saat Reza berhasil lulus dari studinya ia sempat menerima amanah sebagai asisten manager di tempat kerjanya karena dedikasi Reza yang dinilai cukup baik.
Setelah 4 tahun bekerja di peternakan Hamilton. Reza dipindah kepeternakan sapi perah terbesar di New Zealand. Kesempatan itu, tentu dimaksimalkan Reza untuk mengumpulkan modal. Hanya dalam waktu beberapa bulan bekerja disana ternyata Reza dipromosikan menjadi manager pertanian pada usianya yang masih cukup muda yaitu 22 tahun. Ditahun yang sama Reza menikahi dengan Silvia dan telah dikaruniai 5 orang anak.
Memulai Beternak dari 20 Ekor menjadi 20.000 Ekor Sapi
Pada tahun 2002 Reza mulai berinvestasi dengan membeli 20 ekor sapi untuk dipelihara. Meskipun, kala itu Reza belum memiliki lahan yang cukup untuk beternak dan memutuskan untuk menyewa lahan milik orang lain.
Pada tahun 2007 Reza dan sang istri membeli lahan seluas 185 hektar di Timur Laut Invercargill. Sapinya yang semula hanya 20 ekor kini sudah menjadi 20.000 ekor. Sejak saat itu Reza memutuskan untuk membuka peternakan sendiri. Selang beberapa tahun kemudian usaha Reza berkembang pesat, lahan peternakannya pun menjadi semakin luas menjadi sekitar 800 hektar.
Dengan menjalankan roda usahanya Reza dibantu hanya dengan 6 orang pekerja. Dalam sehari Reza sudah mulai bekerja sejak jam 3 pagi dan baru selesai jam 8 malam. Akibat kerja keras itulah yang menjadikan pria asal Borneo ini sukses dalam usaha peternakan sapinya.
Kabar suksesnya seorang Reza telah terdengar oleh Guberner Kalimantan Barat dan membuatnya tertarik untuk belajar kepada Reza. Untuk bisa menjadikan sektor peternakan sebagai salah satu unggulan Kalimantan Barat. Maka sang Gubernur beserta rombongan dari Kalimantan Barat terbang menuju New Zealand untuk melihat langsung peternakan Reza.
Bukan hanya ketekunan yang menjadikan Reza seorang peternak sukses, akan tetapi dukungan dari pemerintah serta sikap yang tidak membedakan antara Reza yang peternak asli Indonesia dengan peternak dari New Zealand.
Kini Reza beserta peternak lainnya kemudian membentuk koperasi pengolahan susu di bernama Fonterra di Edendale yang menaungi 6.789 peternakan dan mengolah 15 juta liter perhari. Pabrik susu tersebut di klaim sebagai pabrik terbesar dan terhigienis di dunia. Pasaran pabrik susu tersebut menjangkau seluruh dunia terutama Asia Pasifik.
Di tengah kesibukannya sebagai peternak sukses, pria yang memiliki janggut tebal tersebut masih sempat mengajar di sekolah dan beberapa organisasi. Reza terkenal sebagai muslim yang taat dan tak pernah meninggalkan ibadahnya. Bahkan Reza kerap diminta menjadi seorang khotib dalam ibadah shalat jumat di masjid dekat rumahnya di New Zealand.