Sahabat MQ, tidak dapat dipungkiri, bahwa lingkungan tempat tinggal, lingkungan pekerjaan, dan persahabatan, saling mempengaruhi satu sama lain. Bahkan, dari hubungan persahabatan banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemakisatan dan kesesatan karena pengaruh teman yang tidak baik. Namun, tidak sedikit juga orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih.

Dalam sebuah hadits, Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Seorang teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”

Dari hadist tersebut, memilih sahabat yang baik, berakhlaq terpuji, suka menasihati dalam kebaikan, dan taat beribadah, sangatlah penting  agar kita senantiasa turut dalam kebaikan-kebaikan yang dilakukannya. Namun bukan berarti pentingnya memilih teman dengan latar belakang yang baik tersebut, lantas membuat kita tidak bergaul dengan orang kafir, ahlul-bid’ah, orang-orang fasik dan orang-orang berkarakter buruk lainnya. Akan tetapi dalam masalah ini, kita harus melihat dan mempertimbangkan sisi kemaslahatan atau kebaikan dan madharat atau bahaya yang akan terjadi pada diri kita dan orang orang lain di sekitar kita.

Jika pergaulan kita dengan mereka mendatangkan manfaat yang besar bagi mereka, maka kita boleh bergaul dengan mereka. Begitu pula sebaliknya, jika tidak mendatangkan manfaat, tetapi justru mendatangkan bahaya, maka bergaul dengan mereka menjadi perkara yang dilarang.