Sahabat mq, dalam setiap kejadian dapat menimbulkan respon terhadap kita, namun respon yang kita berikan itu ada dua pilihan, yakni respon yang baik, atau respon yang buruk kebalikannya. tentunya respon yang kita berikan akan berdampak pada hasil yang akan terjadi. bisa jadi dengan respon positif yang kita berikan itu menjadi suatu kebermanfaatn bagi kita, dan bisa jadi juga akibat respon negatif yang kita baerikan itu menjadi petaka atau masalah bagi kita. Oleh karenanya, berikut prinsip-prinsip penting dalam merespn :

1. 100 %  hidup kita berada pada diri kita sendiri

Banyak orang yang mengakui bahwa prinsip itu benar, tapi di satu sisi lain, dia masih menyalahkan berbagai macam keadaan sebagai penyebab apa-apa yang terjadi atas dirinya. Jadi terkadang kita tuh suka menyalahkan  orang lain, nyalahin kondisi, nyalahin segala macam tentang apa-apa yang terjadi pada dirinya.

100 %  hidup kita berada pada diri kita sendiri artinya adalah  apa-apa yang terjadi pada diri kita sekarang ini, ini adalah hasil kreasi kita sendiri. Gak lagi menyalahkan orang lain, gak lagi mengkondisikan orang lain, sebagai kondisi penyebab atas diri kita, dan kita adalah korban dari orang lain.

Lantas bagaiman sih caranya agar kita dapat beralih, yang mungkin biasanya kita menjadi korban. Missal, aku nih begini karena kakak ku, aku sangat tidak di respect oleh atasanku, aku tidak dihargai oleh pasangan ku dan lain-lain, menjadi sesuatu yang 100 %  hidup kita berada pada diri kita?.

Maka salah satu caranya adalah dengan mengubah subjek didepannya dengan saya, aku, siapapun itu subjeknya adalah “saya”, dan kalimatnya tidak lagi pake “di” tetapi pake kalimat aktif.

Missal, “atasan saya tidak mendengarkan saya”, menjadi saya perlu belajar untuk memahami atasan saya”. Yakni menjadi aktif, mungkin sama tidak didengarkan pada waktu itu, tetapi tidak menyalahkan orang lain dan keadaan, namun meminta kepada diri kita untuk belajar agar bisa di dengarkan oleh atasan kita. Jadi tidak hanya menuntut apa yang kita inginkan, namun kita mencari solusi dan berikhtiar atas apa yang menjadi tungtutan kita. Dan situasi ini jauh lebih baik, ketimbang kita hanya mengeluh dan meyalahkan keadaan.

Perlu menjadi catatan juga, memegang kendali bahwa 100 %  hidup kita berada pada diri kita, bukan berarti kita menyalahkan diri kita sendiri. Tetapi kita mengintrospeksi bahwa segala macam, segala sesuatunya pasti ada kaitannya dengan diri kita sendiri.

2. Apapun kejadiannya hasilnya selalu tergantung dari respon yang kita berikan.

kejadian itu sifatnya netral,sampai kita memberikan arti terhadap kejadian itu. Missal, ketika kita memiliki tetangga baru di rumah, dan pada suatu saat si tetangga baru itu memeberikan suatu bungkusan pada kita, ternyata dalam bungkusan tersebut adalah  sesuatu yang bau yaitu kotoran kambing. Awalnya kejadian tersebut sifatnya netral sampai kita yang menerimanya memeberi respon tersebut. Mungkin saja kita merespon “ kurang ajar banget yah orang ini, udah mah orang baru, harsunya kalau mau memebri sesuatu kepada seseorang yah dengan memberikan sesuatu yang baik, bukannya memeberi kotoran hewan seperti ini”. Itu adalah salah satu respon negative  terhadap kejadian itu yang kita berikan. Namun bisa juga kita merespon dengan hal yang postif, yakni “wahhh Alhamdulillah yah tetangga ku yang baru ini, dia sangat pengertian terhadap saya, mungkin dia tahu kalau tanaman dihalaman rumah saya sudah mulai pada layu, dan ia sangat tahu pupuk yang paling bagus untuk tanaman itu adalah dengan memberikan pupuk dari kototan kambing.

Dari sinilah kita tahu bahwa setiap kejadian itu hasil tergantung dari respon yang kita berikan. Dan kejadian itu senidiri tidak ada hubungannya dengan hasil, yang ada hubungannya dengan hasil adalah respon yang kita berikan. Berapa banyak orang-orang yang diaksih masalah, lantas kemudian mati didalm masalahnya, tetapi berapa juta orang yang diberikan masalah, lantas menjadi besar karena masalahnya. Karena masalah yang datang pada kehidupan kita, sikapnya netral, dan tentunya yakin bahwa Allah pasti akan memberikan sesuatu atas kejadian atau masalah tersebut. Nah bagaimana kita mencari sesuatu didalamnya itu ? salah satunya adalah pemaknaan yang baik. Berikan makna yang baik, dan setelah itu adalah respon yang baik.

Sahabat mq, respon itu ada dua, yaitu ada respon yang kelihatan dan ada respon yang tidak kelihatan. Respon yang tidak kelihatan adalah respon yang terjadi di dalam perasaan  kita, yang terjadi di dalam fikiran kita ketika melihat, mendengar, merasakan sesuatu. Itu sudah menjadi respon tetapi gak kelihatan dari luar. Lantas apa dong respon yang kelihatn dari luar? Yah yaitu tindakan kita. Itulah yang kelihatan dari luar. Kemudian pemaknaan adanya dimana ? pemaknaan adalah respon yang tidak kelihatan. Sebelum kita memilih berbagai macam jenis respon  apa yang kita pilih, makanai dulu, bahhwa kejadian ini pasti membawa pesan cinta Allah kepada kita. Suami yang bandel, suami yang susah dikasih tahu, pasangan yang masih sulit diajak untuk beribadah serta belum bisa  memimpin keluarganya agar lebih dekat dengan Allah,  itu awalnya semuanya netral, namun hasilnya yang kita akan petik, adalah tergantung pada respon yang kita berikan pada kejadian-kejadian yang ada dihadapan kita. So, bersiapkah kita untuk menghadapi kejadian demi kejadian, karena pada initinya teman-teman semuanya kita bisa memilih respon, atas sebuah kejadian yang ada dihadapan kita.

Sahabat mq, bagaimana serukan ? tentunya nanti kita akan bahas kembali  untuk pembahasan “Prinsip-Prinsip Penting Dalam Merespon” selanjutnya. Dan prinsip-prinsip selanjutnya yang belum kami sampaikan pada artikel ini, bisa sahabat simak pada artikel “Prinsip-Prinsip Penting Dalam Merespon part 2”. Jangan lupa pantengin terus yahh