Islam adalah agama yang adil, dan agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Didalam islam kita mengenal ibadah, dan itu merupakan suatu kewajiban manusia selaku hambanya kepada tuhannya yaitu Allah swt. Namun islam juga tidak selalu melulu memerintahkan hambanya untuk senantiasa beribadah setiap waktu, melainkan ada hak-hak yang lain yang harus dipenuhi. Seperti hak keluarga yang harus dipenuhi nafkah lahir bathinnya, hak akal yang perlu diasupi ilmu, dan hak badan kita untuk beristirahat.
Tidur atau beristirahat merupakan hak badan kita yang harus kita penuhhi
Tidur merupakan hak badan kita yang harsu kita penuhi, karena kalau kita tidak memenuhinya maka kita termasuk orang yang dzolim kepada tubuh kita. Untuk mendapatkan tubuh yang sehat tentu ada syari’atnya yakni dengan senantiasa memenuhi hak-haknya seperti makan, mandi dan tidur. Namun tentunya sesuai porsi-porsinya yang telah Allah perintahkan dan Rasulullah saw contohkan.
Allah memerintahkan kita untuk berikhtiar memnuhi kebutuhan hidup kita di siang hari, dan Allahpun memerintahkan kita untuk beristirahat di malam hari, agar tubuh kita seimbang dan tujuan utamanya supaya bisa bugar kemabi untuk ibadah dan beraktivitas yang lainnya. Hal itu telah Allah swt atur sesuai dengan fitrah manusia, dan itupun selaras dengan firmannya yakni :
وَمِنْ ءَايَاتِهِ مَنَامُكُم بِالَّليْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَآؤُكُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
Artinya :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya adalah tidurmu diwaktu malam dan siang hari serta usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”. [Ar Rum: 23]
Sahabat mq, islam suadah mengatur segala sesuatu sesuai dengan porsi-porsinya, maka jangan sekalai-kali kita melanggar atas porsi yang Allah tentukan. Dan Allahpun telah mencontohkan lewat rasulNya agar segala apa yang dilakukan manusia itu bernialai ibadah dan hak kitapun sebagai manusia terpenuhi. Maka jika Allah memerintahkan sebagian dari waktu yang kita miliki untuk beristirahat atau tidur, maka pergunakanlah yang demikian itu, dan lakukan dengan yang telah dicontohkan oleh rasulnya, agar tidak menjadi sia-sia dan bernilai ibadah.
Tidur ala Rasulullah saw
Berikut merupakan Kebiasaan rasulullah saw sebelum tidur adalah:
- Berwudhu
- Merapihkan tempat tidur
- Memadamkan lampu
Artinya menjelang tidur itu haruslah ada persiapan khusus untuk tidur. Jadi sebuah tindakan, sebuah amalan itu kalau dipersiapkan terlebih dahulu mempunyai dampak atas keberhasilannya itu lebih dari 40%. Oleh karena itu, karena tidur bernilai ibadah, jadi harus dipersiapkan dengan baik sebagaimana telah dicontohkan oleh baginda rasulullah.
Secara medis, dapat dilihat jika tidur dengan posisi apa adanya itu ternyata perubahan fisiologis tubuh menjadi tidak teratur. Akibatnya kualitas tidur menjadi tidak baik, padahal tidur itu adalah salah satu ajang untuk memulihkan dan mengembalikan file-file data yang ada di otak, melanjutkan penetralisiran racun-racun yang beredar di dalam tubuh dan stabilisasi sistem hormon.
Secara medis dalam tidur itu ada 3 mekanisme di dalam tubuh kita tanpa kita sadari. Ketiga hal itulah yang andaikata optimal, ketika bangun tidur badan kita menjadi lebih segar, pikiran akan merasa jernih, berpikir akan menjadi lebih mudah.
Posisi tidurnya rasulullah itu miring ke kanan, dengan tangan kanan berada di pipi kanannya.
Berdasarkan penelitian, manfaat tidur miring ke kanan itu mempengaruhi secara signifikan dengan efek vagal atau pengaturan listrik di daerah jantung. Efek vagal tersebut ternyata mempengaruhi efek kelainan irama jantung. Dan manfaat selanjutnya dari tidur miring ke kanan yaitu bisa mengurangi gejala-gejala keluhan karena lemahnya jantung.
Salah satu anjuran rasulullah juga adalah untuk tidur siang, riset membuktikan orang yang tidur siang selama 5-10 menit minimal tidur berkualitas itu memiliki daya pikir dan daya ingat yang lebih baik 2-3 jam dibanding yang tidak tidur siang sama sekali.
Sahabat mq, sejatinya segala apa yang diperintahkan oleh Allah dan yang rasul contohkan itu selalu memberikan kemanfaatan bagi manusia itu sendiri. Namun terkadang diantara kita sangat jarang menyadarinya. Kita lebih sering percaya terhadap science dan penelitian para peneliti, yang ternyata ilmu pengatahuan dan penelitian merekapun justru yang paling awal pembuktiannya adalah sumber dari Alqur’an dan Al-hadist.