Ramai

MQFMNETWORK.COM – Bandung, jagad media sosial diramaikan dengan tagar atau hastag #kaburajadulu. Kalimat itu mewakili gelombang kekecewaan dan keresahan anak muda terhadap kondisi sosial ekonomi di tanah air belakangan ini. Menyadur KOMPAS,di media sosial X, tagar ini menjadi motor penggerak untuk kekecawaan para kaula muda, dengan postingan mencapai angka 70 ribu lebih.

Dengan ramainya #kaburajadulu, dinilai sebagai refleksi, dari kebijakan pendidikan dan kondisi politik, yang membuat anak muda merasa semakin sulit, untuk bertahan dan berkembang di negeri sendiri. Gelombang keresahan dan kritik terhadap kondisi ekonomi, politik, dan bahkan pendidikan di indonesia tumpah ruah dalam hashtag tersebut.

Banyak anak muda merasa bahwa biaya pendidikan yang terus meningkat tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang tersedia. Sistem pendidikan yang cenderung berorientasi pada komersialisasi membuat mereka terjebak dalam beban hutang pendidikan atau memilih untuk tidak melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Namun setelah lulus. Mereka tetap harus menghadapi persaingan kerja yang sulit dan upah yang rendah.

Di sisi lain. Unsur politik juga bermain peran besar dalam situasi ini. Kebijakan ekonomi dan pendidikan kerap dipengaruhi kepentingan elit tanpa mempertimbangkan aspirasi generasi muda. Krisis kepercayaan publik terhadap penyelenggara negara kian memunculkan keinginan untuk mencari peluang di luar negeri. Namun, Apakah tren ini menjadi solusi atau sekedar pelarian? Beberapa pengamat menyebutkan bahwa migrasi ke luar negeri dapat membawa kesempatan lebih baik, Tapi juga berisiko menguras SDM berkualitas dari indonesia.

Program : Bincang Sudut Pandang
Narasumber : Prof. Dr. H. Cecep Darmawan, M.Si. Pengamat Kebijakan Pendidikan & Politik Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia