Manusia Allah anugerahi mulut yang diantara fungsinya adalah untuk berbicara, dimana adanya terjadi interaksi antara satu sama lain, karena adanya pembicaraan. Namun dalam berbicarapun islam ada aturannya atau adab-adabnya, jangan sampai ada orang yang sakit hati karena ucapan kita. Karena jangan salah ketika kita terpeleset dalam berbicara maka kita dapat menyakiti seseorang atau bahkan banyak orang, dan ketika lidah kita terpeleset yakni mengeluarkan perkataan-perkataan buruk yang dapat menyakiti orang lain, hal itu dapat berakibat dosa.
Berhati-hati dalam bertutur kata
Sebagai muslim yang baik kita harus berhati-hati dalam bertutur kata, jangan sampai ada orang yang tersakiti oleh perkataan kita. Makannya dalam sebuah hadist dikatakan bahwasannya diam lebih baik ketika kita tidak bisa berkata baik.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
Artinya : Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
Jika ingin menjaga perkataan kita, maka jagalah hati kita
Namun baik buruknya suatu perkataan itu berasal dari hati, ketika hati kita senantiasa dijaga dari hal-hal yang membuat kotor hati, maka ucapan yang dikeluarkannyapun adalah kebaikan-kebaikan, namun sebaliknya jika hati kita senantiasa kotor, yakni senantiasa berprasangka buruk kepada orang, senantiasa iri, dengki, sombong dan yang lainnya, maka mulutpun akan mengeluarkan perkataan-perkataan kotor pula. Karena apa yang diucapkan oleh mulut itu menggambarkan apa yang dikatakan oleh hati kita.
Mulut itu seperi moncong teko, yaitu hanya mengeluarkan isi dari teko. Jadi setiap perkataan yang terucap itu asalnya adalah berasal dari hati seseorang tersebut. Apa fungsi mulut ? Untuk berbicara yang baik. Artinya kita sebelum berbicara harus bisa banyak berpikir. Jangan sampai kita berbicara terus tapi tidak diawali dengan berpikir.
Derajat orang bisa diukur dari kata-kata
Baik buruknya seseorang bias dikur dari kata-katanya, berikut tingkatan derajat orang diukur dari kata-katanya :
- Derajat yang paling tinggi, memiliki ciri yaitu bahasanya selalu nyambung dengan Alloh , yaitu perkataan yang selalu dzikrullah, mengandung ilmu yang bermanfaat, mengandung hikmah yang menggugah, dan juga dapat memberi sebuah solusi.
- Derajat orang yang bahasanya biasa, memiliki ciri yaitu seringkali membicarakan situasi/peristiwa yang pernah ada.
- Derajat orang yang bahasanya rendah, memiliki ciri yaitu bahasanya selalu negatif. Setiap aktifitasnya selalu saja dibawa dengan rasa negatif dan juga rasa mengeluh.
- Derajat orang yang bahasanya dangkal, cirinya adalah orang yang setiap berbicaranya adalah membicarakan diri sendiri. Biasanya orang yag seperi ini selalu mengagung-agungkan dirinya sendiri, dan biasanya juga terkadang dikemas dengan dusta.
Jika mulut ini disibukkan dengan kebaikan maka dia akan berhenti melakukan kemaksiatan
Tidak mudah untuk tidak berbicara, karena memang lidah itu tidak bertulang. Tapi ingatlah bahwa, cukup dari sepatah kata dapat menghancurkan. Barangsiapa yang tidak disibukkan dengan kebaikan dia akan disibukkan dengan kesia-siaan dan kemaksiatan. Jadi kalau mulut ini disibukkan dengan kebaikan maka dia akan berhenti melakukan kemaksiatan.
Kalau kita ingin memilik kata-kata yang baik, maka harus sering menggunakan kata-kata dengan kebaikan. Hadiah dari Alloh SWT dari ketaatan adalah dimudahkan untuk bisa meyakini kepada Alloh SWT dan juga kemudahan untuk melakukan ketaatan yang lain dari Alloh SWT. Dan ingatlah bahwa, nafsu itu bawaannya adalah tidak menginginkan ketaatan.
Jangan risau dengan petunjuk Alloh, risaulah kita jika tidak bersungguh-sungguh kepada Alloh SWT. Yang paling penting adalah bukan dari menata kata, tapi yang paling penting adalah menata hati. Rasulullah Shallahu Alaihi wasalam setiap perbuatan selalu memakai hati. Maka ucapannya pun senantiasa menggunakan hati yang bersih.