Sahabat MQ Ilmu adalah cahaya yang menerangi setiap langkah kita menuju tujuan. Misalnya, ada seorang hamba Allah yang memiliki tujuan hidup untuk masuk surga, ingin husnul khatimah, memperoleh keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, harus menyadari bahwa kondisi perjalanan sangat mempengaruhi hasil akhirnya.
Jika seseorang berjalan dalam kegelapan, dia mungkin akan tersesat dan tidak mencapai tujuannya. Bahkan jika jalan yang dilaluinya benar, ia akan menghadapi banyak rintangan dan luka. Sebaliknya, jika seseorang berada di jalan yang terang, ia tidak akan tersesat dan dapat melanjutkan perjalanan dengan lebih mudah.
Demikian pula halnya dengan ilmu. Ketika seseorang ingin hidup bahagia, menemukan ketentraman serta ketenangan dalam diri, ilmu akan membimbing langkahnya. InsyaAllah, dengan ilmu langkah kita akan terbimbing. Dalam Kitab Ta’limul Muta’allim terdapat sebuah syair yang menyatakan:
تَفَقَّهۡ فَإِنَّ الۡفِقۡهَ أَفۡضَلُ قَائِدِ (ط) إِلَى الۡبِرِّ وَالتَّقۡوَى وَأَعۡدَلُ قَاصِدِ
Ilmu itu sebaik-baiknya teman perjalanan kita menuju kebaikan dan ketakwaan. Karena dengan ilmu ini, akan menjadi penuntun.
Diantara hakikatul ilmi adalah nurun, yaitu cahaya yang akan membimbing kita menuju tujuan kita. Orang yang senantiasa bergelimang ilmu, yang siang dan malamnya selalu mencari ilmu adalah teman terbaik dalam perjalanan hidup kita. Ilmu akan selalu menyertai kita. Karena ada orang yang dalam kesehariannya itu menjadikan hawa nafsu sebagai penasehatnya dan ada juga orang yang menjadikan qalbu sebagai penasehatnya.
Untuk para pencari ilmu, di antara amal-amal yang perlu diperhatikan adalah mudawamah, yaitu konsistensi dalam beramal. Salah satu amal yang harus senantiasa dihiasi setiap hari adalah dzikir kepada Allah SWT, baik dzikir dengan lisan, qalbu, maupun anggota badan. Dzikir merupakan ciri hamba yang akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. Jika kita ingin meraih kebaikan baik di dunia maupun akhirat, salah satu kuncinya adalah istiqomah dalam dzikir kepada Allah SWT. Dengan istiqomah berdzikir, Allah akan membuka apa yang selama ini tertutup bagi kita.
Dzikir memiliki tingkatan yang berbeda-beda, antara lain:
- Berdzikir hanya dengan lisan, tidak disertai dengan hati.
- Berdzikir dengan lisan dan hati, tetapi masih terganggu oleh berbagai kepentingan duniawi.
- Berdzikir dengan kesadaran yang sangat tinggi dengan rasa hadir dan khusyu’, hanya mengingat Allah serta melupakan segala sesuatu selain dari-Nya.
Selain dzikir, senantiasa berdoa kepada Allah adalah hal yang sangat penting. Doa merupakan bentuk pengakuan akan ketergantungan kita kepada Allah, sebagai bentuk laporan atas kebutuhan kita akan pertolongan-Nya. Doa bukan hanya sekedar permohonan, tetapi juga merupakan pengakuan bahwa kita memerlukan bimbingan dan rahmat Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.
Dengan menggabungkan ilmu, dzikir, dan doa secara konsisten, kita dapat memperoleh petunjuk, ketenangan, dan kemuliaan dari Allah SWT dalam perjalanan hidup kita. Ini adalah cara yang efektif untuk memastikan bahwa setiap langkah kita menuju tujuan hidup yang mulia dapat tercapai dengan baik.
Program: Inspirasi Malam – Kajian Kitab Ta’limul Muta’allimNarasumber: Ustadz Sapria Muhammad